Setiap hari manusia selalu beraktifitas dengan membuka dan menutup pintu. Pintu dibuka dan ditutup dengan gagang pintu. Ada gagang pintu yang tidak digerakkan atau diputar saat membuka dan menutup pintu sehinggga gagang pintu hanya dipegang untuk mendorong atau menarik pintu. Ada pula gagang pintu yang perlu digerakkan atau diputar untuk melepas kuncian pegas dari gagang pintu.
Nah, gagang pintu yang dibuka dengan memegang menggunakan telapak tangan, memungkinkan menjadi media penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus sehingga bisa menjadi penyaluran racun.
“Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari penyebaran bakteri, virus dan racun melalui pemakaian gagang pintu yang dibuka dan ditutup menggunakan telapak tangan. Telapak tangan merupakan organ yang bisa menyalurkan bakteri, virus dan racun ke mulut, hidung, mata, telinga dan organ tubuh lain karena tangan bertindak sebagai pemegang dari organ-organ tubuh tersebut,”papar Ketua Tim Peneliti Centre for Innovation of Medical Equipments and Devices (CIMEDs) Fakultas Teknik UGM, Dr. Suyitno, S.T., M.Sc., Rabu (8/7).
Menurutnya, telapak tangan bisa menyalurkan bakteri, virus dan racun kepada orang lain melalui benda-benda yang dipegang dan dipakai orang lain. Dengan begitu maka cara paling sederhana untuk menghindari penyaluran bakteri, virus dan racun melalui media gagang pintu adalah dengan mencuci tangan sebelum membuka pintu. Namun, gagang pintu yang dipakai pada fasilitas umum tidak selamanya bisa dikontrol pemakainya dengan mencuci tangan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka CIMEDs mengembangkan alat tambahan pada gagang pintu yang menjadikan gagang pintu bisa dibuka dan ditutup dengan lengan, siku lengan dan telapak kaki.
“ Maka kemungkinan penyaluran bakteri, virus dan racun melalui telapak tangan bisa dihindari,”kata Suyitno.
Kelebihan dari invensi ini adalah bisa dipasang pada pintu dengan berbagai macam gagang pintu tanpa memodifikasi pintu dan gagang pintu.
Kemungkinan lengan, siku lengan dan telapak kaki menyentuh organ tubuh lain dari pemiliknya atau menyentuh organ tubuh orang lain sangat kecil. Dengan demikian alat tambahan ini akan menghindari terjadinya penyebaran bakteri, virus dan racun.
Suyitno menjelaskan alat yang dikembangkan ini terdiri dari empat jenis, yaitu pendorong dan penarik pintu dengan lengan dan siku lengan, pendorong dan penarik pintu dengan telapak kaki, pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan, serta pemutar gagang pintu dengan telapak kaki. Pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan telah didaftarkan paten dengan nomer pendaftaran P00202004526. Sedangkan pemutar gagang pintu dengan telapak kaki juga sudah terdaftar paten dengan nomer pendaftaran P00202004528.
“Tentu sangat bermanfaat untuk pintu-pintu fasilitas umum yang kemungkinan dibuka dan ditutup oleh banyak orang, seperti pintu kantor, pintu restoran, pintu terminal, pintu stasiun, pintu ATM, pintu toilet umum,”urainya.
Alat ini saat ini sudah diproduksi dengan bahan paduan aluminium. Paduan aluminium dipilih karena Covid-19 mampu bertahan hidup paling pendek pada permukaan aluminium dibanding pada material lain. Fakta ini diungkap dalam kajian yang dilakukan oleh Kampf dan kawan-kawan pada tahun 2020 dan dipublikasikan dalam Journal of Hospital Infection, yang diterbitkan oleh Elsevier.
Penulis: Satria
Foto: Suyitno