Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Aris Marfai, mengungkapkan bahwa keilmuan geografi harus bisa menyikapi perkembangan dunia yang begitu cepat.
Hal ini ia sampaikan dalam UGM Talk bertajuk Geography 2020 for a Sustainable Future yang digelar sebagai salah satu bagian dari rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Geografi UGM, Sabtu (11/7).
“Dunia mengalami perkembangan luar biasa, semua berkembang sangat cepat dicirikan dengan volatile atau bergejolak. Kita harus bisa menyikapi ini, banyak hal perlu kita pikirkan,” ucapnya.
Di tengah ketidakpastian dan ambiguitas di berbagai bidang, geografi sebagai bidang ilmu menurutnya perlu mengambil langkah untuk terus berkembang. Bidang geografi perlu berbenah mengembangkan berbagai bentuk keilmuan yang dapat menjawab kebutuhan saat ini.
Fakultas Geografi UGM sendiri telah mulai melakukan link and match dengan industri untuk meningkatkan keilmuan agar selaras dengan industri.
“Kita mencoba meningkatkan keilmuan selaras dengan industri, bagaimana agar produk-produk yang kita hasilkan bisa serap pakai di industri,” imbuhnya.
Di samping itu, Fakultas Geografi juga berupaya untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan kolektif yang bersifat multidisiplin, serta memfasilitasi mahasiswa untuk memiliki ruang diskusi yang lebih besar di luar kelas. Metode perkuliahan pun dikembangkan untuk tidak lagi bersifat satu arah, tetapi lebih interaktif.
“Kita menyadari bahwa pembelajaran itu sekarang banyak terjadi di luar kelas, jadi kita perlu memberikan fasilitas itu pada mahasiswa,” kata Aris.
Dalam pemeringkatan Quacquarelli Symonds yang dirilis beberapa waktu lalu, UGM masih menempati posisi nomor 1 untuk bidang Geografi di Indonesia serta peringkat 4 di tingkat Asia Tenggara dan peringkat 32 di Asia. Hal ini, tutur Aris, menunjukkan bahwa Fakultas Geografi UGM masih menjadi center of excellence ilmu geografi di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti Center for Environmental Remote Sensing “CeRes” Chiba University Jepang, Prof. Josaphat Tetuko S. S., memberi motivasi bagi peneliti serta mahasiswa UGM untuk terus mengembangkan riset yang bermanfaat bagi Indonesia.
Ia pun mengingatkan mahasiswa UGM untuk tidak pernah berhenti belajar karena bidang geografi sangat luas dan mengandung banyak hal yang masih bisa dieksplor lebih lanjut.
“Di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, kita harus bisa menguasai dunia dengan bidang kita masing-masing. Karena itu mulai sekarang giatlah belajar untuk menyongsong Indonesia di tahun 2045,” ungkapnya.
Penulis: Gloria