• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ganjar Pranowo: Peran Keluarga untuk Cegah Covid Sangat Diperlukan

Ganjar Pranowo: Peran Keluarga untuk Cegah Covid Sangat Diperlukan

  • 13 Juli 2020, 22:23 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 2842
Peran Keluarga untuk Cegah Covid Sangat Diperlukan

Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo, mengatakan keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah penularan Covid-19 dengan mengikuti adaptasi perubahan perilaku dan budaya disiplin protokol kesehatan di era pandemi sekarang ini. Selain keluarga, peran pemerintah dan tokoh agama juga memberikan andil dalam memotivasi masyarakat mengikuti perubahan budaya dan perilaku baru. Hal itu disampaikan Ganjar setelah ia melakukan survei di akun media sosial miliknya terkait anjuran siapa saja yang paling diikuti para anak muda sekarang ini untuk berubah.

“Orang tua dan pemerintah menduduki persentase terbesar mendorong orang untuk berubah,” kata Ganjar dalam webinar yang bertajuk Membangun Budaya Tatanan Baru melalui Pengelolaan Perilaku, Minggu (12/7).

Dalam survei yang ia lakukan, Ganjar menyebutkan orang tua dan pemerintah paling banyak dipilih dengan persentase 48 persen dan 39 persen. Selebihnya yang dipilih adalah tokoh agama sebanyak 7 persen dan teman 6 persen.

Dari survei tersebut, Ganjar berkeyakinan pendekatan kepada orang tua untuk mengajak anaknya mengikuti anjuran agar bisa ikut mencegah penularan Covid sangat penting. Anjuran soal menggunakan masker, menjaga jarak dan kebiasaan cuci tangan perlu tersampaikan ke orang tua dengan baik. “Keluarga jauh lebih bisa melakukan kontrol sebagai bagian dari komunitas,” katanya.

Namun begitu, di era pandemi sekarang ini menurutnya anjuran promosi kesehatan selalu berubah mengikuti perkembangan terbaru dari virus Covid-19 ini. Metode dan pendekatan baru dalam upaya mendukung penanggulangan sangat diperlukan. Bahkan, ia mengajak sebagian warga dan tokoh masyarakat memberikan pesan dan anjuran kesehatan yang baik di medsos.

“Kampanye hal-hal yang baik soal pengalaman dan cara baru di medsos sangat manjur dalam mengajak warga menjaga kesehatan bersama cegah Covid,” katanya.

Webinar yang diselenggarakan hasil kerja sama UGM dan Kagama ini juga menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Dr. Wening Udasmoro dan Guru Besar Psikologi UGM, Prof. Dr. Djamaludin Ancok.

Wening Udasmoro mengatakan salah satu tantangan pemerintah dalam penangulangan penularan Covid-19 adalah mengubah budaya disiplin warga masyarakat. Sebab, menurutnya memberlakukan budaya disiplin untuk menggunakan masker atau cuci tangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Beratnya menerapkan budaya baru di masa pandemi disebabkan dari tiga faktor yakni sisi ekonomi, ideologi dan budaya,” katanya.

Dari sisi ekonomi, masyarakat sekarang ini yang terdampak Covid berusaha untuk bangkit memiliki daya tahan kemampuan ekonomi terbatas. “Mereka melanggar kedisiplinan karena mereka butuh makan sehingga banyak yang melanggar kedisipilinan,” ujarnya.

Soal  ideologi, hal itu terkait dengan persoalan resistensi anggota kelompok agama yang mengabaikan aturan protokol kesehatan Covid demi bisa melakukan ibadah layaknya dalam kondisi normal.”Kita bisa lihat banyak kluster yang muncul dari kelompok ini. Resistensi ini bukan hanya terjadi di tanah air, tapi juga di negara lain,” katanya.

Selanjutnya, dari faktor budaya menurutnya masyarakat Indonesia dikenal sangat senang kumpul-kumpul. Tidak heran sejak diberlakukan era New Normal, pertemuan di angkringan, kafe hingga kumpulan sosialita kembali muncul.  “Karena tidak sabar, justru berisiko jadi sarana baru penyebaran Covid,” paparnya.

Ia menilai kebijakan pemerintah dalam membangun budaya tatanan baru perlu memahami ketiga faktor ini sehingga mampu mendesain dan mengimplementasikan aturan dengan baik. “Kita harus memahami budaya. Tidak harus minta mereka untuk selalu cuci tangan dan jaga jarak, namun memahami budaya masyarakat secara detail,” ungkapnya.

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Djamaludin Ancok, mengatakan ada tiga hal yang bisa mengajak masyarakat untuk berubah yakni pertama patuh karena takut dihukum sehingga ada peraturan dan penerapan sanksi yang tegas. “Sanksi diperlukan supaya orang ngerti, you berubah kalo tidak kena hukum,” katanya.

Namun, orang juga bisa berubah karena ada yang mengajak ia berubah sehingga peran seorang komunikator sangat diperlukan. “Komunikator perubahan sangat penting,” katanya.

Lalu yang ketiga, ada kesadaran dari diri sendiri lewat internalisasi dengan pengetahuan. “Kita harus membuat orang lain dan meyakinkan mereka sadar betul bahaya Covid ini bagi diri mereka sendiri,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Berita Terkait

  • Ribuan Alumni UGM Ikuti Niti Laku

    Monday,14 December 2015 - 14:56
  • Ganjar Pranowo Resmikan KAGAMA Belanda

    Wednesday,07 October 2015 - 15:07
  • Ganjar Pranowo dan Padi Reborn Luncurkan Lagu Kagama Bhakti

    Tuesday,23 February 2021 - 7:28
  • Presiden Joko Widodo Terima Kartu KAGAMA

    Wednesday,13 September 2017 - 15:13
  • Ganjar Pranowo Terpilih Kembali Jadi Ketua Umum Kagama

    Sunday,17 November 2019 - 4:54

Rilis Berita

  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual