PIKA UGM kembali menggelar UGM Talks pada Selasa (14/7) sore secara daring. Bincang-bincang ini disiarkan secara langsung di saluran Youtube UGM Channel. Tema yang diangkat pada gelaran ke-16 ini adalah “Membangun Sinergi Multipihak untuk Implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka”.
Tema tersebut dipilih karena menyikapi kebijakan baru yang dikeluarkan Mendikbud yakni Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Kebijakan tersebut memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester atau lebih. Namun, tetap di bawah bimbingan dosen sehingga masih dihitung sebagai SKS.
Untuk menyukseskan kebijakan tersebut, perlu sinergi dari multipihak seperti pemerintah, baik pusat maupun daerah, BUMN, swasta, komunitas, dan lainnya. Salah satunya dalam pengabdian kepada masyarakat.
Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S, Kasubdit KKN DPkM UGM, menyatakan kegiatan semacam itu sebenarnya sudah dimiliki UGM, yakni KKN-PPM. Program KKN-PPM UGM memenuhi prinsip belajar di luar kelas, juga termasuk SKS perkuliahan. Namun, periodenya hanya dua bulan saja.
Menurut Ambar, kini UGM tengah mempersiapkan program lain untuk menyesuaikan dengan kebijakan Merdeka Belajar. Rencananya program tersebut masih merupakan kelanjutan dari KKN. Mahasiswa nantinya bisa kembali ke tempat KKN-nya untuk melaksanakan program lanjutan. Hal itu bisa berupa penelitian setara, pendampingan bisnis, pendampingan penangguhan pangan, melanjutkan program KKN yang belum usai, magang, hingga mengajar bahasa Inggris atau IT kepada masyarakat di sana.
“Kami tengah mematangkan program ini, roadmap, target, hingga luarannya. Harapannya agar program pengabdian ini sesuai dengan kebutuhan dan target masyarakat yang dibantu,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Sosal Budaya Transmigran Kementrian Desa dan Transmigrasi RI, Dra. Dewi Yuliani, menyatakan selama ini telah terbantu oleh mahasiswa peserta KKN. Hal itu karena kehadiran mahasiswa KKN membantu dalam memetakan permasalahan yang dialami di suatu daerah. Dengan hal itu, ia menyebut pihaknya jadi lebih mudah dalam menyusun program untuk daerah tersebut.
Lebih lanjut, Dewi menyatakan pihaknya tengah menyiapkan proyek di desa terkait dengan adanya Merdeka Belajar ini. Hal tersebut nantinya berupa program kolaborasi antar kementrian, BUMN, swasta, serta pemda sebagai pendukung dan perguruan tinggi sebagai pelaksananya.
“Proyek ini nantinya berfokus untuk beberapa hal, seperti membangun SDM unggul desa, membangun transformasi ekonomi pedesaan, dan menciptakan generasi pedasaan yang sehat dan cerdas. Untuk itu, sinergi dari berbagai pihak tersebut sangat diperlukan,” pungkasnya.
Penulis: Hakam