• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • BMKG: Aktivitas Gempa Bumi Meningkat 11 Ribu Kali

BMKG: Aktivitas Gempa Bumi Meningkat 11 Ribu Kali

  • 20 Juli 2020, 08:16 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4674
BMKG: Aktivitas Gempa Bumi Meningkat 11 Ribu Kali

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan frekuensi kejadian gempa bumi setiap tahun terus semakin meningkat. Bila sebelum tahun 2016 rata-rata kejadian 4.000-5.000 kali, lalu meningkat 7.000 kali setahun kemudian.  Namun, sejak 2018 hingga sekarang meningkat hingga lebih dari 11 ribu kali setiap tahunnya. Peningkatan aktivitas kegempaan ini menurutnya belum diketahui penyebabnya dan masih terus diteliti oleh pakar terkait aktivitas pergeseran lempeng bumi ini.  

“Untuk menganalisis ini perlu kajian mendalam. Apakah ini tren pengulangan atau memang ada peningkatan sehingga perlu dievaluasi dengan dukungan data dengan kerja sama banyak pihak,” kata Dwikorita dalam webinar yang diselenggarakan Departemen Teknik Geologi UGM yang bertajuk Sistem Pemantauan Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami, Jumat (17/7).

Peningkatan aktivitas tektonik ini menurut Dwikorita bisa saja terpengaruh oleh perubahan iklim dan sebagainya. Namun begitu, data yang dimiliki oleh BMKG menurutnya hanya pada kejadian kegempaan sampai pada 200 tahun silam. Namun, catatan soal kejadian tahun yang lebih lama tidak dimiliki.  “Keterbatasan selama ini memang kita tidak cukup memiliki data history gempa, hanya ada mulai tahun 1800-an, sekitaran 200 tahun yang lalu,” imbuhnya.

Peningkatan aktivitas kejadian gempa di tanah air ini sudah ia laporkan ke Presiden. Salah satu langkah yang dilakukan oleh BMKG adalah meminimalkan risiko bencana akibat gempa bumi dan bencana tsunami. Namun demikian, soal alat deteksi tsunami yang dimiliki sekarang ini menurutnya sudah tidak layak pakai lagi karena sudah melampaui batas kemampuan kerja alat yang maksimal hanya 10 tahun. “Sekarang sedang proses revitalisasi dan pengembangan,” katanya.

Tidak hanya alat yang sudah uzur, kemampuan alat deteksi tsunami ini menurutnya juga tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh BMKG. Sebab, alat yang ada sekarang ini hanya mendeteksi gempa akibat aktivitas tektonik, namun bila terjadi aktivitas vulkanik seperti kejadian longsor di bawah lalut justru tidak terdeteksi.

“Teknologi yang ada sampai hari ini didesain berdasarkan bencana tsunami di Aceh yang diakibatkan kejadian gempa tektonik, namun untuk kejadian gempa non tektonik, sistem itu tidak dirancang,” katanya.

Menurutnya, kejadian tsunami di Banten beberapa waktu lalu akibat erupsi Gunung Krakatau menjadi pelajaran berharga bagi BMKG untuk memasang alat deteksi tsunami tidak hanya pada kejadian gempa tektonik, namun juga kejadian non tektonik.

Pihaknya tengah bekerja sama dengan BPPT, ITB dan beberapa lembaga lainnya dalam mengembangkan peralatan Earthquake Early Warning System atau pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi. Rencananya sensor alat deteksi gempa ini dipasang di jalur megatrust. “Sebarannya mengikuti megatrust sekitar 400-an sensor yang diperlukan,” katanya.

Penulis : Gusti Grehenson
Fotto:  Bengkulu.antaranews.com

Berita Terkait

  • EWS Deteksi Gempa Buatan UGM Siap Dipasang di Pesisir Pulau Jawa

    Monday,07 June 2021 - 14:42
  • DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi Merusak

    Saturday,24 October 2009 - 20:02
  • DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi

    Saturday,24 October 2009 - 19:45
  • Antisipasi Banyak Korban, Prekursor Gempa Bumi Perlu Kontinu Dilakukan

    Tuesday,09 November 2010 - 15:10
  • Gempa Susulan di Sumbar Diperkirakan Lebih dari Satu Bulan

    Friday,02 October 2009 - 11:05

Rilis Berita

  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika
  • PUSTRAL UGM Gelar Webinar Penerapan Digital Supply Network di Indonesia 24 March 2023
    Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segme
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual