Selain mengonsumsi makanan sehat dan bergizi orang perlu melakukan aktivitas fisik dan olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan bugar. Dengan tubuh yang sehat dan bugar diharapkan akan memproteksi diri dari serangan virus di tengah pandemi Covid-19.
Demikian disampaikan dua narasumber Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D dan Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., dalam acara UGM Update bertema tips dan trik selama masa pandemi agar tetap sehat, Selasa (21/7). Kedua narasumber merupakan dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.
Yayi Suryo Prabandari mengatakan virus corona enggan menular jika seseorang dalam kondisi bugar. Artinya, jika seseorang memiliki imunitas bagus akan mampu memproteksi diri dari virus.
Untuk sehat dan bugar, menurutnya, seseorang setiap hari harus ada gerak, entah aktivitas fisik atau olahraga. Dengan badan sehat dan bugar tentu akan menjadikan seseorang bisa bekerja atau belajar lebih baik.
“Kesehatan adalah investasi. Ini masa Covid-19 tubuh yang bugar membantu memproteksi kita dari virus. Dengan tubuh yang sehat dan bugar maka tidak mudah terkena, meski begitu jangan lupakan protokol kesehatan. Jangan mentang-mentang masih muda olahraga tidak pakai masker, tidak jaga jarak, semua itu harus tetep dipatuhi,” katanya.
Meski harus berada di rumah atau di kos, kata Yayi, harus tetap menjaga kesehatan dengan olahraga atau olah fisik. Para mahasiswa yang kebetulan berada di kos diharapkan untuk tetap melakukan itu.
Aktivitas di rumah, menurut Yayi, berpengaruh terhadap kebugaran tubuh. Untuk itu, pada siapapun agar tetap melakukan olahraga atau aktivitas fisik meskipun dilakukan di ruang yang terbatas.
“Karena ada beberapa olahraga cukup singkat yang bisa dilakukan di kamar. Pernah saya mencoba seperti jalan di tempat tetapi memakai lagu. Saat itu hanya seperti jalan di tempat geser kanan geser kiri, maju mundur tetapi pakai lagu yang rancak, 20 menit saja sudah berkeringat,” katanya.
Agar sehat dan bugar, orang memang harus menyediakan waktu khusus olahraga, bukan sekedar jika ada waktu senggang. Sebab, WHO sendiri untuk aktivitas fisik mematok minimal 150 menit per minggu.
“Itu kalau kita bagi setiap hari maka dibagi 7, 1 kali durasi olahraga hanya sekitar 20-25 menit. Kalau mau lima hari ya sekitar 30 menit,” jelasnya.
Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes menambahkan agar tetap sehat dan bugar ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu berolahraga atau beraktivitas fisik. Keduanya berbeda makna, tetapi keduanya sekaligus bisa dikaitkan sangat erat.
“Olahraga itu bagian dari melakukan aktivitas fisik, tetapi ia harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan menggunakan organ tubuh dan otot kita,” katanya.
Denny menjelaskan dalam olahraga ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya soal frekuensi, intensitas atau beban, jenis olahraga dan kapan waktu yang tepat melakukan olahraga. Semua itu harus selalu diperhatikan.
Untuk frekuensi, katanya, olahraga sebaiknya dilakukan sebanyak 3-5 kali seminggu. Meski begitu, di sela-sela itu orang harus tetap melakukan aktivitas fisik lainnya.
“Jadi, jangan sampai kalau sudah olahraga, misal sudah olahraga 30 menit per hari, 3 kali seminggu, tapi di sela-sela itu hanya tiduran dan nonton tv maka tentumya akan menjadi suatu penyakit yang baru karena duduk akan menjadi suatu penyakit yang berbeda,” katanya.
Oleh karena itu, mesti telah olahraga 3 kali seminggu, 30 menit perhari maka di sela-sela waktu harus tetap beraktivitas fisik, seperti menyapu, cuci piring, dan lain-lain. Rumusnya sebenarnya cukup sederhana 30 menit duduk-duduk maka setelah itu selama 1 atau 2 menit harus melakukan aktivitas jalan kaki.
“Maka jika saya rapat via zoom 1 jam, selesai itu harus jalan di sekitar 5 menit. Atau zoom 2 jam ya berarti 10 menit harus melakukan aktivitas jalan kaki,” ucapnya.
Untuk jenis olahraga yang baik, Denny tidak menyebut secara khusus. Ia hanya mengatakan untuk melakukan olahraga yang menggunakan otot besar.
“Mau jalan monggo, berenang, lari, tetapi yang penting dua kali seminggu harus ada olahraga yang angkat beban, dan sebelum olahraga yang terpenting lakukan pemanasan dan pendinginan sesudahnya,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan soal penggunaan masker di era pandemi Covid-19 saat ini, sebab masker memiliki banyak jenis, diantaranya masker dari kain. Masker dari kain inipun banyak jenisnya, ada kain sutra, kain katun, katun yang benangnya jarang-jarang, masker bedah, ada masker N-95 dan ada masker yang lebih canggih lagi.
“Mengapa untuk orang awam, oleh WHO dan lembaga kesehatan lain kita disarankan untuk menggunakan masker kain saja, karena masker kain pori-porinya besar. Bisa melakukan pertukaran udara dengan cukup baik dan bisa untuk berkegiatan sehari-hari,” katanya.
Masker memiliki banyak manfaat. Selain bisa untuk menangkap droplet, partikel yang mengandung virus yang dikeluarkan oleh orang lain yang terbawa oleh udara, ia bisa menahan apa yang orang keluarkan agar tidak menuju ke orang lain.
“Sehingga masker disamping melindungi kita dari orang lain, juga melindungi orang lain dari kita. Jadi, masker kain itu sudah cukup, akan tetapi masker ini karena dari kain, ia akan sering sekali menyerap atau mudah basah oleh uap air yang kita keluarkan,” ucapnya.
Menurutnya, di saat beraktivitas fisik misalnya, olah raga, jalan cepat, atau pidato, masker mudah basah. Dengan kondisi masker basah maka ia akan kehilangan fungsinya.
Oleh karena itu, kata Denny, jika mulai lembab sebaiknya masker segera diganti. Jika seseorang memakai masker kain dan tidak banyak bicara dan hanya beraktivitas biasa maka masker tersebut bisa tahan dipakai hingga 4 jam.
“Tapi jika kita berolahraga maka setiap 30 menit harus berganti masker agar masker tidak kehilangan fungsinya,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Detik Health