Selama dua hari (1-2 Desember 2006), UGM menggelar Lokakarya Sosialisasi dan Pelatihan Implementasi Paket Ajar PBA UGM. Lokakarya dan sosialisasi yang berlangsung di Wisma MM UGM ini, diikuti 29 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta serta 13 dari Dinas Pendidikan Propinsi se Indonesia.
Maksud dari penyelenggraan lokakarya ini, untuk menggerakkan Perguruan Tinggi di Indonesia dalam melaksanakan pemberantasan buta aksara melalui program KKN mahasiswa. Dengan peran Perguruan Tinggi dalam pelaksanaan PBA, diharapkan akan mempercepat proses pemberantasan buta aksara di Indonesia, yang selanjutnya berdampak positif bagi peningkatan ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Menurut Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Prof Dr Retno Sunarminingsih MSc Apt, penyelenggaraan lokakarya ini tidak lepas dari keberhasilan UGM dalam Paket Ajar PBA (Pemberantasan Buta Aksara) UGM sebelumnya. Bahwa pada tahun 2006 UGM bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Depdiknas berhasil melaksanakan Program PBA melalui Program KKN-PPM dengan melibatkan 451 mahasiswa dan 13 DPL (Dosen Pembimbing Lapangan).
Metode Paket Ajar PBA UGM, kata Bu Retno, menggunakan bahasa lokal/ibu, antara lain bahasa Jawa, Madura, Sunda dan Bugis. Pemilihan bahasa lokal ini berdasar kondisi terparah dalam buta aksara. Kajian UGM terhadap penggunaan bahasa ibu ini ternyata mempercepat penyampaian konsep baca-tulis dan mempermudah peserta didik mengimplementasikan kemampuan baca-tulisnya.
“Setelah peserta menguasai konsep baca tulis, barulah diberikan pelatihan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dalam program tersebut telah diluluskan 2509 orang melek aksara atau 86,3 persen dari 2913 peserta ujian keaksaraan tingkat dasar,†ujar Bu Retno menanggapi penyelenggaraan Lokakarya Training of Trainers (TOT) di UGM. (Humas UGM).