Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan baru saja diperingati pada 25 November lalu. Semakin meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan ternyata memunculkan permasalahan baru pada anggota POLRI untuk lebih peka gender terutama pada penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Oleh karena itu, anggota polisi terutama penyidik dinilai perlu memiliki kemampuan dasar berupa ketrampilan psikologis dalam proses penyelidikan dan penyidikan. Ternyata tidak hanya polisi penyidik yang perlu dibekali hal tersebut tetapi juga seluruh anggota POLRI. Pun ketrampilan psikologis tersebut tidak hanya dibangun dalam bingkai gender sensitivity, tetapi juga dalam bingkai urgensi yang lebih besar yaitu terciptanya civil society. Tugas polisi sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat jelas berhubungan langsung dengan kualitas pelayanan para garda depan, sehingga dibutuhkan polisi yang tidak hanya handal dalam memecahkan kasus-kasus kriminal namun termasuk juga handal dalam hal soft skill yang dapat mendukung kemampuan pelayanan mereka terhadap masyarakat. Selanjutnya kebutuhan tersebut difasilitasi oleh institusi pendidikan dalam hal ini Fakultas Psikologi UGM yang pada tahun 2002 mengawali langkah kerjasama dengan CHPSS (Center for Health Policy and Social Studies) dengan dukungan dana dari Ford Foundation Indonesia untuk mengembangkan program pelatihan ketrampilan psikologis bagi para taruna yang sedang menuntut ilmu di Akademi Kepolisian. Kemudian kerjasama berkembang dengan AKPOL Semarang mulai 2004 untuk mengembangkan modul dan melaksanakan serangkaian program ketrampilan psikologis bagi para perwira pengasuh dan taruna AKPOL.
Dan selanjutnya pada hari Selasa (28/11) telah berlangsung seminar “Ketrampilan Psikologis Menuju Profesionalisme POLRI†di auditorium G-100 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang dihadiri antaranya oleh Brigjen.(Pol) Drs. Rahadi Sudarsono, M.Psi, Kepala Biro Psikologi Mabes POLRI, tim psikologi dari Akademi Kepolisian, POLDA Jateng, POLDA Jabar, POLDA DIY, AKMIL, serta AAU. Acara ini bertujuan untuk mendisseminasi hasil dari rangkaian program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Sebagai tindak lanjut dari rangkaian program ketrampilan psikologis tersebut, diharapkan modul pembelajaran yang telah tersusun bagi para taruna-taruni Akpol dapat pula diterapkan secara kontekstual pada lembaga pendidikan kepolisian lainnya. Selain dapat membekali calon abdi masyarakat setahap lebih awal, tentu adanya program ketrampilan psikologis yang terintegrasi ke dalam kurikulum pendidikan kepolisian tersebut merupakan langkah strategis dalam proses pematangan profesionalisme POLRI dalam menghadapi tantangan era kepolisian sipil.
Acc. Ketua Program Ketrampilan Psikologis untuk Profesionalisme POLRI 2004-2006 Fak. Psikologi UGM Dra. Neila Ramdhani M.Si M.Ed.
Mengetahui Dekan Fak. Psikologi UGM Prof. Dr. M. Noor Rokhman Hadjam