Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM meluncurkan Buku “Piawai Kuliah Daring”. Peluncuran buku sebagai respons terhadap pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perkuliahan berjalan dengan skema jarak jauh sejak awal Maret kemarin.
Dr. Randy Wirasta Nandyatama, M,Sc selaku koordinator Unit Inovasi Akademik Fisipol UGM menjelaskan pada akhir semester Unit Inovasi Akademik (UIA) sebagai unit koordinator dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) melaksanakan survei evaluasi terkait pelaksaan PJJ di semester yang telah berjalan. Survei dilakukan dengan cara mengumpulkan data opini dari puluhan dosen dan ratusan mahasiswa.
“Hasil survei evaluasi menunjukan pelaksanaan perkuliahan secara daring dihadapkan oleh masalah-masalah seperti ketersediaan infrastruktur pendukung yang tidak merata, kurangnya kapasitas sumber daya manusia, dan penggunaan metode dan media yang monoton sehingga menyebabkan kejenuhan bagi para mahasiswa,” ujarnya, Selasa(4/8 ) saat peluncuran.
Menyusul hasil evaluasi dan mempertimbangkan rencana penerapan perkuliahan daring di semester berikutnya maka Fisipol UGM memandang perlu adanya panduan yang bisa sebagai arahan bagi para dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan perkuliahan secara daring. Oleh karena itu, buku saku berjudul “Piawai Berkuliah Daring” diharapkan dapat bertindak sebagai pedoman bagi sivitas akademika dalam melaksanakan kuliah daring.
“Buku saku ini mengandung isi bahasan antara lain desain implementasi pembelajaran jarak jauh, ragam media dan metode pembelajaran dan bantuan sarana prasarana,” ucap Randy.
Peluncuran buku yang digelar melalui aplikasi zoom dan live streaming ini menghadirkan sejumlah pimpinan universitas dan fakultas. Diantaranya Rektor Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., Dekan Fisipol, Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si, Dekan FEB, Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D, Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt, Dekan Fakultas Geografi, Prof. Dr.rer.nat. Muh. Aris Marfa’i.,M, Sc, Dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr., Sc dan lain-lain.
Erwan Agus selaku Dekan Fisipol menyambut baik peluncuran buku saku ini. Diharapkan buku ini memberi manfaat bagi dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
“Syukur nantinya bisa bermanfaat untuk fakultas lain, dengan berbagai modifikasi yang dilakukan. Buku ini beranjak dari evaluasi belajar daring semester lalu yang serba mendadak yang kemudian berkembang dengan berbagai variasinya,” ujarnya.
Erwan mengungkap Fisipol UGM memang merancang perbaikan kuliah semester berikutnya. Di tengah pandemi Covid-19 maka perkuliahan pada semester ganjil tahun akademik 2020/ 2021 masih harus daring.
“Untuk itu berharap para dosen bisa segera merancang materi kuliahnya, jika memerlukan materi perkuliahan tertentu maka akan dibantu untuk proses produksinya,” ungkapnya.
Menurutnya, Fisipol UGM saat ini juga tengah mengembangkan Learning Management System (LMS). Sebuah alternatif pembelajaran yang dikembangkan oleh anak bangsa yang nantinya bisa berdampingan dengan ELOK yang ada selama ini.
“Ini tentu lebih integrated, dan sedang kami pikirkan itu nanti bagaimana mahasiswa mengakses LMS bisa gratis. Inilah transformasi digital di Fisipol sehingga meski nanti covid telah berlalu, kita tetap menggunakan ini agar efisien, apakah dengan perbandingan tatap muka dan daring 50:50 atau 70:30,” imbuhnya.
Harapan yang sama disampaikan Rektor UGM. Ia berharap buku saku “Piawai Kuliah Daring” bisa didistribusikan kepada fakultas-fakultas di UGM agar bisa menjadi referensi.
“Covid-19 memang memaksa perkuliahan secara total dengan daring. Di tahun 2019, kita telah mengeluarkan SK yang intinya 40 persen konten perkuliahan dilakukan secara daring, tapi sayang hanya sedikit yang memanfaatkan,” katanya.
Panut mengakui kuliah tatap muka memang jauh lebih enak dibanding daring. Melalui tatap muka, suasana akademik jauh lebih hidup dan para dosen bisa bercerita banyak pengalaman pada mahasiswa.
“Meski begitu, entah pandemi Covid-19 atau tidak, dengan kemajuan Teknologi Informasi saat ini menjadikan kuliah daring semacam keniscayaan,” tuturnya.
Lisa Lindawati, M.A, dosen Departemen Komunikasi Fisipol UGM, salah satu penulis buku saku menyatakan ada kecenderungan-kecenderungan yang dilakukan dosen saat melaksanakan perkuliahan secara daring. Kecenderungan tersebut diantaranya memaksakan konten kuliah tatap muka ke media daring.
“Artinya proses digital berjalan secara praktikal dan menjadikan capaian kurang optimal yang diterima mahasiswa,” jelasnya.
Padahal, menurutnya, ekosistem tatap muka berbeda dengan ekosistem daring. Oleh karena itu, ada strategi ulang yang perlu dirancang dalam ekosistem digital.
“Untuk itu dalam buku ini kita susun beberapa poin yang dianggap penting dan diharapkan para dosen, khususnya dosen Fisipol,” ucapnya.
Penulis : Agung Nugroho