• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Teknologi Wolbachia, Inovasi UGM untuk Kemanusiaan

Teknologi Wolbachia, Inovasi UGM untuk Kemanusiaan

  • 13 Agustus 2020, 05:52 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3688
  • PDF Version
Teknologi Wolbachia, Inovasi UGM untuk Kemanusiaan

Terhitung sudah sembilan tahun tim riset UGM yang tergabung dalam Word Mosquito Program (WMP) Yogyakarta mengembangkan teknologi wolbachia untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah. Penelitian yang dimulai dari tahun 2011 sebenarnya sudah membuahkan hasil. Setidaknya daerah yang menjadi lokasi riset penyebaran nyamuk berwolbachia di Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menurunkan jumlah tingkat insidensi kasus demam berdarah. Namun begitu, penyebaran nyamuk wolbachia akan dihentikan apabila populasinya sudah mencapai sekitar 60 persen. Oleh karena itu, penyebaran nyamuk yang mengandung wolbachia akan terus dilakukan untuk mendapatkan hasil teknologi yang diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Demikian yang mengemuka dalam webinar Festival Inovasi Wolbachia: Inovasi untuk Kemanusiaan yang berlangsung pada hari Rabu (12/8). Seminar virtual yang diselenggarakan WMP Yogyakarta ini menghadirkan dua orang anggota penelitinya yakni Dr. Warsito Tantowijoyo dan Eggi Arguni, Ph.D.

Dr. Warsito Tantowijoyo mengatakan nyamuk aedes aegypti yang dikenal sebagai vektor pembawa virus dengue apabila di dalam tubuhnya mengandung bakteri wobcahia maka tidak akan mampu menularkan virus dengue ke manusia. Sebab, wolbachia akan menahan replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. “Memang tidak nampak ada perubahan pada nyamuk, namun virus dengue tidak bisa berkembang karena wolbachia memblokade proses replikasi,” kata pakar entomolog ini.

Tidak hanya menahan laju replikasi, bahkan dengan adanya wolbachia dalam tubuh nyamuk akan menyebabkan jumlah virus dengue pun menjadi sedikit. “Potensinya untuk menulari dengue jadi sangat rendah,” paparnya.

Warsito menuturkan penelitian yang dilakukan sejak 2011 yang dimulai dari dusun Kronggahan Sleman ini dilanjutkan di beberapa kecamatan di Kota Yogyakarta dan telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Meski awalnya pihaknya kesulitan dalam menyosialisasikan program ini ke masyarakat karena dianggap menyebarkan penyakit demam berdarah dengan melepas nyamuk di sekitar rumah mereka. “Bukan sesuatu yang mudah, bahkan dianggap kontradiktif, di satu sisi selama ini ada program pengendalian nyamuk dan kita malah menyebarkan,” katanya.

Menurutnya, di awal riset ini mereka banyak melakukan pekerjaan di laboratorium dengan mengembangkan populasi nyamuk yang mengandung wolbachia. Selanjutnya populasi nyamuk berwolbachia disebarkan di setiap rumah penduduk. Meski populasinya belum mampu memengaruhi total nyamuk yang ada, namun ia berkeyakinan jumlah nyamuk wolbachia baik jantan dan betina akan terus bertambah karena akan berkembang biak terus di alam liar. “Kita akan hentikan penyebarannya jika keturunan wolbachia sudah mencapai 60 persen dari total populasi nyamuk di suatu tempat,” katanya.

Eggi Arguni, Ph.D., selaku anggota tim peneliti WMP mengatakan pada tahap awal pelaksanaan penelitain ini pihaknya banyak berdialog dengan masyarakat agar mereka bisa diajak kerja sama dalam pengembangan teknologi wolbachia ini. “Kita lebih banyak mendorong komunikasi dengan warga,” ujarnya.

Penerapan teknologi wolbachia pada nyamuk menurut Eggi tak ubahnya meningkatkan imunitas nyamuk sendiri agar bisa terlindungi dari infeksi virus dengue. “Ini mirip vaksinasi agar nyamuk punya imunitas dari virus,” katanya.

Menurutnya, nyamuk yang yang mengandung wolbachia akan mengalami modifikasi RNA sehingga virus dengue tidak bisa melakukan replikasi di dalam sel tubuh nyamuk.”Nyamuk yang tidak punya wolbachia, replikasi virus dengue sangat tinggi dibanding nyamuk yang ada wolbachianya,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Berita Terkait

  • Komisi IX DPR RI Dukung Implementasi Inovasi Teknologi dari UGM

    Monday,13 September 2021 - 6:43
  • Mengoptimalkan IPTEK untuk Pembangunan Bangsa

    Wednesday,10 August 2016 - 17:02
  • UGM-WMP Raih Rekor Muri Berkat Kembangkan Wolbachia Untuk Tekan DBD

    Wednesday,24 February 2021 - 10:04
  • Bantul Resmi Implementasikan Teknologi Wolbachia

    Wednesday,27 October 2021 - 8:57
  • Yayasan Tahija Dorong Penelitian Nyamuk Wolbachia

    Friday,07 April 2017 - 16:38

Rilis Berita

  • UGM Segera Bangun Kawasan Kerohanian 21 May 2022
    UGM akan memulai pembangunan Kawasan Kerohanian dengan sejumlah bangunan untuk mewadahi kegiatan
    Satria
  • Rektor UGM Pastikan Pelaksanaan UTBK 2022 di UGM Berjalan Lancar 21 May 2022
    Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., melakukan peninjauan pelak
    Ika
  • Rektor Resmikan Wisma MIC UGM 21 May 2022
    Ika
  • Pembukaan Rangkaian Dies Natalis Fakultas Filsafat UGM ke-55 21 May 2022
    Rangkaian acara Dies Natalis ke-55 Fakultas Filsafat UGM resmi dibuka, Jumat (20/5). Acara pembuk
    Satria
  • Harapan Warga UGM Pada Rektor Baru 20 May 2022
    Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D., terpilih sebagai Rektor UGM periode 2022-2
    Ika

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual