Fenomena menarik terbentuknya keragaman warna tanah diatas batuan karbonat sepanjang Baron – Wonosari, kata Ir Djoko Mulyanto MP, secara umum berwarna putih. Tanah-tanah merah yang melimpah di kawasan karst khususnya di bagian lembah (dolin), menarik untuk dicermati bila berdasar bentuk muka lahan dan kondisi iklim setempat, justru akan membentuk tanah-tanah hitam/kelam.
“Dilingkungan batugamping bioklastis, berkembang baik tanah-tanah merah maupun hitam, sementara pada batugamping napalan hanya berkembang tanah-tanah hitam,†ujar Djoko Mulyanto.
Staf pengajar Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran†Yogyakarta menyampaikan hal tersebut, saat mempertahankan desertasi berjudul “Genesis Dan Keragaman Warna Tanah Di Atas Batuan Karbonat Jalur Baron – Wonosariâ€, di Sekolah Pascasarjana UGM, Senin, (11/12).
Promovendus berkeyakinan, bahwa keragaman warna tanah yang timbul pada batanglahan batuan karbonat sepanjang Baron – Wonosari dikontrol atau diarahkan oleh faktor-faktor tertentu. Sehingga selain sifat-sifat fisik, kimia, mineral tanah dan batuan, dalam penelitian ini dikaji pula tentang struktur geologi, khususnya fenomena retakan dan sudut perlapisan batuan.
Djoko Mulyanto berpendapat, warna merah khususnya tingkat pemerahan tanah, terkait erat dengan sifat-sifat kimia tanah yang lain. Sehingga dapat diketahui keeratan hubungan antara tingkat pemerahan (redness rating) (RR T-D) tanah dengan oksida-oksida Fe, Mn serta bahan organik zat pewarna, maupun terhadap sifat-sifat kimia tanah tersebut.
“Diharapkan bahwa warna tanah tidak hanya sebagai indicator tetapi juga sebagai evaluator tingkat kesuburan kimiawi tanah,†tandas pria kelahiran Kediri, 31 Desember 1960 yang berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan, sekaligus meraih gelar doktor Bidang Ilmu Tanah UGM. (Humas UGM).