Pasca tsunami masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membutuhkan banyak energi untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Berbagai program dijalankan dan dipantau secara terus menerus seperti program pengembangan ekonomi dan transisi demokrasi. Baik itu melalui pelatihan, pendampingan dan kegiatan yang memberikan semangat untuk bangkit kembali.
Hal itu disampaikan Michael Bak, saat diskusi Media Digital Video Confrence (DVC) bertema “Helping Build Sustainable Peace in Aceh-Role of The United: Yesterday, Today and Tommorowâ€, di American Corner Perpustakaan UGM, Kamis, (14/12).
“Perhatian terbaru dari kegiatan USAID di Nanggroe Aceh Darussalam adalah keikut sertaan dalam memantau jalannya pemilihan kepala daerah (Pilkada) dari pemilihan gubernur sampai bupati. Ini sebagai komitmen panjang perdamaianan di propinsi Aceh,†ujar Michael Bak, seorang representatif USAID yang berada di NAD sejak pasca tsunami.
USAID sendiri merupakan lembaga kemanusiaan dari masyarakat Amerika, yang telah menunjukkan perhatian besar terhadap perkembangan NAD. Dari diskusi tentang masa depan Aceh ini, Michael Bak berharap, para peserta memperoleh gambaran secara langsung opini, pandangan dan harapan dari peserta diskusi terhadap Amerika Serikat dan NAD. Baik itu pada masa-masa lalu, sekarang maupun pada masa-masa mendatang. “Apa yang seharusnya dilakukan untuk membantu masyarakat Acehâ€, tambah Michael Bak.
Selain diikuti dosen dan mahasiswa Program Studi Amerika UGM, kegiatan DVC on Human Rights Day, kata Ketua Seksi American Corner Perpustakaan UGM, Nur Cahyani Wahyuni, diikuti pula para pengunjung Perpustakaan UGM dan peminat lain, baik dari dalam maupun luar UGM. (Humas UGM).