World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta telah menyelesaikan penelitiannya pengembangan teknologi Wolbachia dalam rangka menurunkan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan sejak 2017 ini terbukti efektif menurunkan angka kejadian demam berdarah di 35 dari 45 kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta. “Metode Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77 persen kasus dengue di Kota Yogyakarta,” kata Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Prof. Adi Utarini, kepada wartawan, Rabu (26/8) di kampus UGM.
Adi Utarini menyebutkan selama penelitian mereka menggunakan sampel 12 dari 24 area di Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul yang dipilih secara acak untuk perlakukan intervensi Wolbachia. “12 area lainnya tanpa intervensi, setelah delapan bulan sejak pelepasan nyamuk kita memonitor pasien yang terkena demam berdarah yang berobat ke puskesmas,” katanya.
Selain melakukan monitoring nyamuk, pihaknya melakukan perekrutan pasien demam berdarah di puskesmas. Sebanyak 8.144 pasien yang berusia 3-45 tahun dari 18 puskesmas berpartisipasi dalam penelitian ini.
Guru Besar FKKMK UGM ini menjelaskan penelitian ini akan terus dilanjutkan dalam rangka menurunkan angka kejadian demam berdarah di DIY. Dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa dilaksanakan di daerah lain di Indonesia. “Lewat hasil penelitian ini kita yakin masyarakat bisa menerima, namun yang cukup penting bisa diterapkan di daerah lain kita harus mampu memproduksi telur nyamuk Wolbachia lebih banyak,” ujarnya.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengapresiasi hasil penelitian metode Wolbachia dalam menurunkan angka kejadian kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta. Menurutnya, masyarakat sangat senang karena lokasi tempat tinggalnya sudah jarang ditemukan kasus demam berdarah. “Sudah dibuktikan, lokasi langganan dengue setelah disebar Wolbachia menjadi turun,” katanya.
Meski demikian, kata Heroe, wilayah pembanding dalam penelitian ini yang belum mendapat intervensi Wolbachia justru angka kejadian demam berdarah belum menurun sehingga meminta segera disebarkan nyamuk Wolbachia. “Daerah Kotagede belum, penyebaran Wolbachia mulai minggu depan,” ujarnya.
Menurut Wawali, penyebaran nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta kedepan akan lebih mudah diterima masyarakat setelah dibuktikan bahwa metode ini berhasil menurunkan kejadian dengue. “Bila ada bukti, proses berikutnya lebih mudah. Wilayah yang lain menunggu disebarkan Wolbachia,” paparnya.
Seperti diketahui, WMP Yogyakarta merupakan kolaborasi antara World Mosquito Program-Monash University bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Yayasan Tahija. Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi, menegaskan implementasi dari hasil riset ini akan dilanjutkan dengan kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk kebijakan. “Kami akan mengajak yayasan filantropi lainnya melakukan hal yang sama dan bekerja sama dengan pemerintah,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson