Pusat Studi Wanita UGM bekerjasama dengan Inculs Fakultas Ilmu Budaya UGM menggelar seminar bertema “Isu Perempuan di Mancanegaraâ€. Seminar dalam rangka Hari Ibu Tahun 2006 ini, berlangsung di PSW UGM, hari Jum’at, (15/12) dengan menghadirkan lima narasumber, yaitu Xu Xinghui (China), Benard Ondego Amoo (Kenya), Clarissa Lazaro (Philipina), Abdullah Al Mamun Patwary (Bangladesh) dan Aryub Al Waeji (Thailand).
Dalam pandangan Clarissa Lazaro, deskripsi wanita Philipina adalah wanita yang berani, mandiri, bertanggungjawab, pintar dan keibuan. Dikatakan berani, menurutnya, karena hampir semua wanita Philipina suka tantangan. Wanita Philipina bisa menunjukkan kekuatan dan kemampuan. Dalam kesusahan atau kegagalan, tidak menyerah begitu saja. Bahkan, terus berjuang sampai meraih keberhasilan.
“Seperti salah satu pahlawan di Philipina, yaitu Gabriela Silang. Dia adalah satu-satunya wanita yang memimpin peperangan melawan penjajah Philipina. Dan wanita Philipina biasanya berjuang untuk kebenaran, dan itulah karakter yang mencirikan wanita Philipina,†ujar Clarissa Lazaro.
Hal sama disampaikan Aryub Al Waeji. Bahwa wanita Thailand, meski pemberani, pembela bangsa, tidak takut pada masalah, dirinya tetap menjadi istri yang baik bagi suaminya. Seorang istri yang memiliki tanggungjawab atas pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, memerah sapi, memelihara anak, dan memberikan kasih sayang bagi suami dan anak-anak.
Saat ini, kata Aryub Al waeji, wanita Thai telah mengalami perubahan karena zaman. Di zaman sekarang, seorang istri harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
“Jadi wanita Thai harus menolong suami mencari nafkah, meringankan tanggungjawab suami dalam keluarga dan saling membantu untuk kebahagiaan keluarga,†tandas Aryub, (Humas UGM).