Dalam rangka Dies Natalis ke-57 Universitas Gadjah Mada, Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) menggelar sarasehan bertema “Pancasila Sebagai Paradigma Pengelolaan Lingkungan Hidupâ€. Sarasehan yang menghadirkan keynote speech Menteri Pekerjaan Umum Dr Joko Kirmanto ini, berlangsung di Balai Senat UGM, Sabtu, (16/12).
Sarasehan menampilkan enam pemakalah dan dirangkum dua pembicara, yaitu Prof. Dr. Wuryadi dan Prof Dr Ir Moh Naiem M Agr Sc. Adapun keenam pemakalah tersebut, antara lain, Prof Dr Maria SW Sumardjono tentang “Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan Reformasi Agrariaâ€, Dr. Ir. Budi Wignyosukarto tentang “Menuju Alokasi Air yang Berkeadilanâ€. Dr Purwo Santoso “Terkelupasnya Pancasila dari Praktek Pemerintahan: Refleksi dan Agenda Aksiâ€. Drs HA Hafidh Asrom MM “Bisnis Berwawasan Lingkungan Hidup, Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Berbisnis†dan Oka Kusumayudha serta Isbandiyah HS tentang “Lingkungan dan Media Massaâ€.
Rektor UGM menyambut baik penyelenggaraan sarasehan ini. Sebagaimana dalam Simposium Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional sebelumnya, dari sarasehan ini warga UGM ingin meneguhkan kembali komitmennya dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara sebagai sistim of court yang melandasi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Tema Pancasila Sebagai Paradigma Pengelolaan Lingkungan Hidup dipilih, kata Pak Sofian, karena warga UGM menganggap discoursus tentang Pancasila sebagai ideologi negara (falsafah negara) sudah selesai dibahas. Sebagai bangsa, sudah seharusnya memusatkan perhatian Pancasila dalam tataran praktis, yaitu menjadikan Pancasila bukan sebagai dogma, melainkan sebagai mekaetika.
“Yaitu menjadikan Pancasila sebagai landasan moral dalam bertindak. Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebangsaan, Persatuan Indonesia, Permusyawaratan Perwakilan, dan nilai Keadilan Sosial, sebagai kode etik profesi dalam pembangunan nasional, baik sebagai pejabat, pelaksana, politisi maupun sebagai penegak hukum,†ujar Rektor saat membuka sarasehan
Menurut Pak Sofian, sarasehan ini digelar didorong oleh suasana keprihatinan warga Kagama dan UGM, akibat luar biasa dari kerusakan lingkungan sebagai bencana buatan manusia. Beberapa peristiwa tersebut, diantaranya mulai dari semburan Lumpur Sidoardjo, limbah penambangan tembaga di laut Arafura, serta akibat penambangan timah di pulau Bangka.
“Sebentar lagi mungkin kita akan menuai protes dunia Internasional atas kasus penambangan tembaga di Arafura. Dalam pembicaraan dengan Pak Joko Kirmanto, Menteri PU sekaligus Ketua Umum Kagama, UGM diminta untuk memikirkan metoda dan teknik paling tepat, guna menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah negara, yaitu Pancasila sebagai etika profesi, yang menjadi acuan moral dari masing-masing profesi,†tandas Pak Sofian.
Kata Pak Sofian, sarasehan ini merupakan langkah awal untuk menterjemahkan nilai-nilai Pancasila sebagai etika profesi, yaitu menjaga lingkungan hidup yang merupakan anugerah yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa pada bangsa ini. “Bersumber dari ideologi filsafat sosial, diharapkan dapat dirumuskan moral sosial dan nilai-nilai serta etika-etika yang dapat mengamankan pembangunan nasional, termasuk di dalam pengelolaan lingkungan,†tandas Pak Rektor. (Humas UGM).