Masyarakat saat ini sudah memulai adaptasi kebiasaan baru, namun demikian jumlah kasus positif Covid-19 kian bertambah. Hingga saat ini jumah kasus postif Covid-19 mencapai lebih dari 180.000 orang. Peningkatan jumlah kasus ini menurut beberapa pakar dikarenakan semakin meningkatnya kemampuan pemeriksaan PCR di daerah. Namun, ada pula tambahan kasus positif yang disinyalir berasal dari klaster libur panjang dan klaster kerja.
Epidemiolog UGM, dr. Citra Indriani, MPH., mengatakan bertambahnya jumlah kasus positif ini merupakan konsekuensi dari penerapan adaptasi kebiasaan baru. Namun, yang perlu diantisipasi menurutnya adalah dampak yang ditimbulkan agar bisa menekan kecepatan penularan. “Jumlah kasus meningkat adalah konsekuensi dari kita memulai adaptasi kebiasaan baru. Orang mulai berkegiatan lagi dan tidak semua orang patuh protokol kesehatan setiap waktu,” kata Citra, Kamis (3/9).
Menurut Citra pertambahan jumlah kasus positif tidak hanya berasal dari klaster long weekend atau libur panjang, tetapi juga yang lain seperti klaster tempat kerja. Untuk menekan jumlah penularan dan bertambahnya kasus Covid-19 yang berasal dari klaster libur panjang, menurutnya pemerintah dan para pengelola objek wisata harus mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) untuk mengurangi kecepatan penularan. “Strategi saat ini adalah mengurangi kecepatan laju penularan, bukan untuk menghentikannya,” imbuhnya.
Bagi pengunjung wisata, kata Citra, tetap melakukan protokol kesehatan dengan menjaga jarak meski situasi ramai pengunjung. “Tetap patuhi protokol kesehatan, bila ramai maka dengan sadar diri untuk tunggu dulu,” katanya.
Meski belum ada kajian khusus penambahan penularan Covid-19 dipastikan sepenuhnya didominasi berasal dari klaster libur panjang, namun setidaknya pengelola wisata yang sudah berani membuka kembali objek yang dikelolanya harus menerima konsekuensi melaksanakan protokol covid, sedangkan pemerintah harus terus memantau. “Sebagai contoh ada salah satu pemda yang mengijinkan EO (event organizer) untuk mengadakan pertemuan dan bila teridentifikasi ada klaster covid akibat event tersebut maka pembiayaan akan dibebankan kepada penyelenggara,” katanya
Menurutnya, memang tidak mudah mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker yang saat ini dianggap salah satu upaya pencegahan penularan makin meluas. Salah satu harapan publik dan pemerintah selanjutnya ada pada vaksin yang nantinya bisa memutus mata rantai penularan. “Dikarenakan vaksin belum ada saat ini, masih menunggu hasil uji klinis, jika lancar masih sekitar awal 2021. Jadi, saat ini pelaksanaan protokol kesehatan yang bisa mengendalikan transmisi,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson