Memasuki adaptasi kebiasaan baru Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelatihan Dekontaminasi untuk unit kerja dan fakultas di lingkungan UGM. Pelatihan yang diikuti kurang lebih 100 peserta ini menghadirkan dua pembicara Endro Sambodo dan Agus Riyanto dari Tim Reaksi Cepat BPBD Provinsi DIY.
Kepala Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PK4L) UGM, Drs. Arif Nurcahyo, S.Psi., mengungkapkan pandemi Covid-19 sebenarnya bukan sekedar persoalan medik, tetapi menjadi persoalan kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya. Covid-19 menjadi peristiwa medik yang berdampak pada psikososial, ekonomi dan lain-lain.
“Karenanya persoalan Covid-19 ini menjadi tanggung jawab bersama di dalam ketidakpastian. Di tengah kebijakan negara yang selalu memperpanjang masa pembatasan sudah saatnya Satgas Covid-19, termasuk Satgas Covid-19 UGM, mendistribusikan tugas dan tanggung jawab kedaulatannya ke unit-unit dan fakultas,” katanya di UC UGM, Rabu (30/9).
Dekontaminasi adalah soal pelajaran tentang bagaimana membersihkan areal atau setelahnya yang diduga ada orang-orang terpapar. Persoalan semacam ini tidak seharusnya selalu dilakukan oleh Satgas Covid-19, tetapi bisa juga dilakukan unit-unit atau fakultas.
Menurut Arief, Pelatihan Dekontaminasi lebih pada persoalan transfer knowledge dan transfer skill. Oleh karena itu, selain penyampaian materi, dilakukan pula praktik dekontaminasi baik pada kendaraan, lingkungan dan kawasan perkantoran oleh tim reaksi cepat BPBD DIY.
“Maka Satgas Covid-19 UGM mengundang BPBD untuk menyelenggarakan Pelatihan Dekontaminasi agar kedepannya ketika ada peristiwa atau diduga ada orang terpapar Covid-19, tidak perlu panik lagi dan bisa melakukan langkah-langkah lanjut”, ucapnya.
Menurutnya, pelatihan semacam ini sangat penting, sebab kenyataan pada saat ini tidak bisa menghentikan, bahkan seiring dengan waktu justru kasus penularan akan bertambah. Persoalannya, menurut Arief, bukan pada angka yang terus bertambah, tetapi sesudah ada penambahan kasus bagaimana bisa bersikap.
“Inilah yang kemudian dilakukan pelatihan dekontaminasi, untuk kendaraan, lingkungan dan perkantoran. Dengan pelatihan dekontaminasi ini Satgas Covid-19 UGM mendistribusikan kemampuan kedaulatannya untuk unit-unit atau fakultas agar kedepannya saat menghadapi kehidupan normal yang betul-betul bisa lebih siap dan lebih siaga tidak perlu bergantung pada Satgas Covid-19 UGM,” terangnya.
Selain penyampaian materi dalam Pelatihan Dekontaminasi ini juga diputarkan video terkait dekontaminasi area, dekontaminasi personel, dan dekontaminasi alur petugas di BPBD DIY. Dilakukan pula simulasi menggunakan APD lengkap mulai dari kacamata google, masker N95, sarung tangan lateks, sepatu bot dan baju pelindung yang dapat digunakan kembali setelah didesinfektan dan sterilisasi.
Endro Sambodo dari BPBD DIY mengatakan BPBD DIY selalu membersihkan kru ambulans atau kru pemakaman maupun kendaraan yang berasal dari zona merah ketika membawa barang/paket. Kendaraan-kendaraan dari zona merah tersebut wajib di dekontaminasi.
Selama ini para tenaga kesehatan yang didekontaminasi oleh BPBD DIY belum pernah ada kasus terpapar. Bila banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 maka para nakes yang melakukan rujukan pasien di DIY belum ada yang terkonfirmasi terpapar Covid-19.
“Mungkin karena pola hidupnya bagus, menggunakan APD secara benar, juga mungkin karena efek dekontaminasinya,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho