• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menjaga Jantung Tetap Sehat di Kala Pandemi

Menjaga Jantung Tetap Sehat di Kala Pandemi

  • 01 Oktober 2020, 11:52 WIB
  • Oleh: Satria
  • 12707
Menjaga Jantung Tetap Sehat di Kala Pandemi

Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menggelar talkshow kesehatan “Jantung Sehat, Aktivitas Lancar” pada Selasa (29/10) pagi secara daring. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Kesehatan Jantung Sedunia yang jatuh pada hari itu juga. Talkshow ini digelar melalui platform Google Meet dan juga disiarkan langsung di saluran Youtube Rumah Sakit Akademik UGM.

dr. Firman Fauzan Arief L., Sp.JP., salah satu narasumber, mengatakan Hari Jantung Sedunia tahun ini harus dilewati dengan kondisi pandemi Covid-19. Oleh karenanya, ia menyebut tema yang diangkat kali ini tepat sekali.

Firman menyebutkan terdapat keterkaitan antara Covid-19 dengan kesehatan sistem kardiovaskuler manusia. Hal itu tepatnya dapat menyumbat 90 persen diameter pembuluh darah sehingga infeksi Covid-19 dapat memperparah serangan jantung koroner.

Selain itu, Firman juga menyebut Covid-19 juga dapat mengakibatkan gumpalan di pembuluh darah yang dapat menyumbat di paru-paru. Dampaknya bisa berisiko fatal bagi manusia. “Bagi orang yang memiliki riwayat merokok, apalagi disertai Covid-19 maka akan memperparah serangan jantung coroner dan risiko kematiannya akan berlipat ganda,” terang Dokter Spesialis Jantung RSA UGM.

Sementara itu, Okta Haksaica Sulistiyo, S.Gz., narasumber lain, menyatakan bahwa kondisi pandemi yang memaksa pemerintah melakukan berbagai pembatasan bagi warganya juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesehatan jantung. Hal itu karena adanya pembatasan ini menyebabkan perubahan aktivitas fisik dan pola makan kita. Perubahan-perubahan tersebut dapat memengaruhi kesehatan kita, termasuk meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.

Lebih lanjut, sebagai seorang ahli gizi dari RSA UGM, Okta menyebut akibat pandemi ini masyarakat cenderung membeli makanan kemasan yang tahan lama. Hal itu akhirnya mengakibatkan penambahan berat badan dan pengurangan asupan anti oksidan. “Pengurangan anti oksidan menyebabkan meningkatnya stres oksidatif yang meningkakan pula risiko hipertensi dan penyakit jantung lainnya,” terangnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Okta menganjurkan beberapa diet sebagai langkah preventif penyakit kardiovaskuler. Hal itu yakni diet rendah lemak, diet rendah karbohidrat, diet Mediterranean, dan dietary approaches to stop hypertension (DASH). “Paling disarankan adalah DASH dan Mediterranean karena keduanya adalah vaskuler protektif,” terangnya.

Menurutnya, jenis makanan yang sekiranya baik untuk dikonsumsi ketika pandemi ini adalah yang kaya antioksidan, rendah natrium (tingkat pengolahan rendah), kacang-kacangan, biji-bijian, buah, sayur, serta sumber protein seperti ikan dan seafood. Ia juga menyarankan agar mengurangi konsumsi daging merah tanpa lemak.

“Penderita penyakit jantung tidak hanya para orang tua. Bahkan, mereka yang berusia kurang dari 30 tahun juga berisiko terkena. Apalagi dalam kondisi pandemi semacam ini. Oleh karenanya, tips yang saya berikan ini semoga dapat bermanfaat. Dengan pola makan tepat dapat menjaga agar jantung sehat. Selamat Hari Kesehatan Jantung Sedunia,” pungkasnya.

Penulis: Hakam

Berita Terkait

  • Tips Hadapi Kuliah Tatap Muka

    Wednesday,09 February 2022 - 10:25
  • Tips Hadapi Kuliah Tatap Muka

    Wednesday,09 February 2022 - 10:41
  • Hary Raih Doktor Usai Teliti Telomer Pasien Jantung Koroner

    Friday,06 February 2015 - 15:08
  • Waspadai Serangan Jantung, Kenali Gejalanya

    Thursday,06 October 2016 - 16:13
  • Cara Mencegah Covid-19 Pada Orang Dengan Komorbid

    Friday,09 October 2020 - 10:17

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual