• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Remdesivir Hanya Untuk Emergency Use Karena Belum Ada Obat Covid-19

Pakar UGM: Remdesivir Hanya Untuk Emergency Use Karena Belum Ada Obat Covid-19

  • 05 Oktober 2020, 13:53 WIB
  • Oleh: Ika
  • 7368
Pakar UGM: Remdesivir Hanya Untuk Emergency Use Karena Belum Ada Obat Covid-19

Remdesivir menjadi salah satu obat yang saat ini ramai diperbincangkan. Obat antivirus ini kini telah mendapat persetujuan izin edar dari BPOM untuk digunakan sebagai salah satu obat yang dapat diberikan pada pasien Covid-19 di tanah air.

“Obat ini diberikan izin edar dalam bentuk “Emergency Use Authorization (EUA)”. Artinya, izin penggunaan obat diberikan secara darurat karena belum ada obat Covid-19 yang definitif dan disetujui. Bukan keadaan darurat karena pasien dalam kondisi darurat ya,”papar Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Senin (5/10).

Zullies mengatakan remdesivir tidak bisa didapat secara bebas di pasaran. Obat langsung didistribusikan ke rumah sakit dan tidak tersedia di apotik. Obat ini dalam beberapa bulan terakhir dipakai dalam uji coba yang dilakukan oleh WHO. Sejumlah negara juga menggunakan obat tersebut dan hasilnya  menunjukkan adanya efektivitas yang baik saat digunakan dalam pengobatan pasien Covid-19. Pemberian remdesivir mampu mempersingkat masa penyembuhan pada pasien Covid-19.

“Remdesivir merupakan obat antivirus. Dulu dikembangkan untuk mengatasi virus-virus RNA  dan pernah dicobakan saat ada wabah Ebola dan MERS,” tuturnya.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini menjelaskan remdesivir adalah senyawa analog (mirip) dengan adenosine dan bisa menyusup ke dalam rantai RNA. Obat ini bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh.

Keunikan dari remdesivir disebutkan Zullies adalah prodrug dimana obat akan mengalami perubahan menjadi zat aktif ketika sudah berada dalam tubuh pasien. Bentuk ini dapat meningkatkan masuknya obat ke dalam sel dan melindungi obat sampai di tempat kerjanya. Lalu, modifikasi penting pada remdesivir adalah gugus karbon nitrogen (CN) yang melekat pada gula. Karenanya, begitu remdesivir dimasukkan ke dalam rantai pertumbuhan RNA, keberadaan gugus CN akan menyebabkan bentuk gula mengerut.

“Pada akhirnya ini menghentikan produksi untai RNA dan menyabotase replikasi virus,”terangnya.

Selain itu, adanya perubahan ikatan C-N menjadi C-C menyebabkan remdesivir tidak dapat dilepaskan oleh enzim targetnya yaitu RNA-dependent RNA Polymerase, di mana kondisi tersebut menjadikannya tetap berada dalam rantai RNA yang tumbuh dan memblokir replikasi virus.

Lebih lanjut Zullies menyampaikan untuk penggunaan remdesivir hanya boleh digunakan pada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan usia di atas 12 tahun dan berat badan minimal 40 Kg. Untuk pemberian obat dilakukan melalui injeksi dengan infus. Hari pertama sebanyak 200 miligram, lalu di hari kedua dan berikutnya diberikan sebanyak 100 miligram/hari. Adapun pemberian obat dilakukan 5 hingga 10 hari.

Kendati dapat membantu dalam pengobatan Covid-19, Zullies menyebutkan remdesivir memiliki sejumlah efek samping. Beberapa diantaranya yaitu mual dan muntah. Selain itu remdesivir bisa meningkatkan enzim transaminase di liver sehingga berpotensi merusak liver. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini harus diberikan secara hati-hati pada pasien yang terindikasi memiliki gangguan fungsi hati.

Lalu, apakah remdesivir memiliki interaksi obat dengan obat lain? Zullies mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan adanya interaksi obat remdesivir dengan obat lain. Namun, ada kemungkinan penggunaan obat lain justru akan memengaruhi ketersediaan remdesivir dalam darah.

“Beberapa antibiotik seperti rifampin dan clarithromycin dilaporkan memengaruhi ketersediaan remdesivir dalam darah. Namun, itu masih sementara, mungkin bisa bertambah lagi obat yang berinteraksi jika sudah banyak informasi tentang penggunaannya,” katanya.

Zullies menyampaikan keamanan penggunaan remdesivir bagi wanita hamil dan menyusui juga belum diketahui. Namun, pada uji pre klinik pada tikus dan kera diketahui penggunaan remdesivir bisa memengaruhi ginjal pada janin.

Penulis: Ika
Foto: Shutterstock.com

 

Berita Terkait

  • Mengenal Avifavir Sebagai Obat Covid-19

    Monday,29 March 2021 - 10:46
  • Fakultas Farmasi UGM Buka Rangkaian Peringatan Lustrum XVI

    Tuesday,06 April 2021 - 14:20
  • Pakar UGM Ingatkan Masyarakat Jangan Asal Konsumsi Obat untuk Covid-19

    Wednesday,23 June 2021 - 18:54
  • Pakar UGM Sampaikan Tips Jelang Vaksinasi Covid-19

    Friday,12 March 2021 - 9:00
  • Pakar UGM Sampaikan Tips Jelang Vaksinasi Covid-19

    Friday,12 March 2021 - 10:31

Rilis Berita

  • Pakar UGM: Kemiskinan Seringkali Jadi Ajang Komoditas 31 January 2023
    Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan hasil
    Gusti
  • Pengamat UGM: Jangan Melihat Masyarakat Desa seperti 30-50 Tahun yang Lalu 31 January 2023
    Menuju pemilihan umum 2024, berbagai kampanye politik gencar dilakukan sejak tahun lalu
    Satria
  • FKKMK dan ANU Indonesia Project Meluncurkan Buku In Sickness and in Health: Diagnosing Indonesia 31 January 2023
    Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) da
    Agung
  • UGM Ajak Perguruan Tinggi Daerah Berkolaborasi Dukung Pembangunan Smart City di IKN 31 January 2023
    Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas G
    Gloria
  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual