• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Cegah Penyebaran Covid-19 Dengan Adaptasi Baru di Lingkungan Kampus

Cegah Penyebaran Covid-19 Dengan Adaptasi Baru di Lingkungan Kampus

  • 08 Oktober 2020, 13:56 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8018
Cegah Penyebaran Covid-19 Dengan Adaptasi Baru di Lingkungan Kampus

Penerapan adaptasi kebiasaan baru di lingkungan kampus penting dilakukan untk mencegah penyebaran Covid-19 pada sivitasnya. Pakar epidemiologi sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D., mengatakan persiapan adaptasi baru di lingkungan kampus menjadi isu penting di tengah pandemi Covid-19. Sebab, dunia pendidikan mengharuskan adanya interaksi antara mahasiswa dan dosen.

“Kalau melihat risiko yang sudah dipetakan oleh BNPB, setiap kampus menjadi salah satu sektor bisnis yang dianggap berisiko tinggi menularkan Covid-19, meskipun secara ekonomi tidak terlalu tinggi risiko dibanding pasar,”tuturnya saat menyampaikan sambutan dalam webinar Persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Lingkungan Kampus, Kamis (8/10).

Belum lama ini diketahui terdapat ratusan mahasiswa positif Covid-19 di sebuah kampus di Jakarta. Hal ini memberikan sebuah bukti jika dunia kampus merupakan area yang bisa menjadi tempat risiko tinggi untuk penularan Covid-19. Tak hanya itu, mahasiswa bisa menjadi populasi antara yang menyebarkan Covid-19 ke masyarakat.

Oleh sebab itu, melalui webinar ini diharapkan Riris bisa memberikan gambaran apa yang telah dilakukan UGM dalam upaya mencegah dan mengendalikan Covid-19 di lingkungan kampus. “Harapannya bisa berbagi pengalaman dan menjadi model atau memberikan gambaran apa yang bisa perguruan tinggi lakukan sehingga  tidak menjadi pusat penularan Covid-19 dan berkontribusi dalam mengendalikannya,” paparnya.

Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr.dr. Rustamadji, M.Kes., menyampaikan UGM melakukan berbagai penyesuaian dalam melaksanakan pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi. Kegiatan pembelajaran hingga saat ini masih dilakukan secara daring. Apabila terpaksa melakukan pembelajaran tatap muka pelaksanaan sesuai dengan protokol kesehatan dan waktu tatap muka disarankan tidak lebih dari 30 menit.

Belajar dari penularan SARS-CoV2, Rustamadji mengatakan jika menjaga jarak menjadi faktor penting. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan pengaturan ruang kuliah dengan mengurangi populasi hingga 60 persen. Demikan halnya di tempat praktikum, studio dan lainnya tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Semaksimal mungkin mengurangi kegiatan luring dan memperkuat pembelajaran daring termasuk praktikum, skill lab dan kunjungan ke RS diganti daring,”terangnya.

Sementara untuk mahasiswa pendidikan dokter, dokter gigi, apoteker, kebidanan, keperawatan untuk tingkat profesi menempatkan mahasiswa di lini yang tidak berhubungan langsung dengan penderita Covid-19. Sedangkan untuk mahasiswa pendidikan spesialis yang berpotensi berhubungan dengan penderita Covid-19 memperhatikan modifikasi lingkungan dan protokol kesehatan.

“Penerapan protokol kesehatan, APD, dan sarana pendukung bagi peserta didik yang berpotensi tertular Covid-19,”jelasnya.

Langkah lain yang dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kampus yaitu mempromosikan penggunaan makser dan cuci tangan di lingkungan kampus. Selanjutnya, selalu menekankan untuk menerapkan etika batuk dan bersin. Disamping itu, juga melakukan pengurangan jumlah individu bekerja di kantor dengan sistem 14 hari WfO dan 14 hari WfH serta menjaga kebersihan lingkungan.

Sementara untuk mendukung pembelajaran dilakukan penguatan fasilitas layanan kesehatan, penguatan kemampuan pelacakan, serta penelusuran dan pengujian. Kemudian penyiapan sarana isolasi dan promosi adaptasi kebiasaan baru.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, dr. Citra Indriani, MPH., menyebutkan dimulainya kembali kegiatan pendidikan secara tatap muka memunculkan risiko klaster baru Covid-19. Seperti yang telah terjadi di sejumlah pondok pesantren di Pulau Jawa dimana para santri terinfeksi Covid-19.

“Ada repopulasi untuk melakukan pendidikan yang munculkan klaster baru baik itu di asrama maupun ponpes,” tuturnya.

Citra mengatakan jika tempat kos juga mennjadi area yang rentan menjadi tempat penularan Covid-19. Beberapa klaster Covid-19 seperti kampus dan tempat kerja diawali dari adanya penularan di tempat kos.

“Kalau hanya dari satu sisi saja yang melakukan protokol kesehatan, misalnya hanya di kantor sementara di kos tidak patuh maka ada klaster baru yang tidak terhindarkan. Karenanya roda menjalankan protokol kesehatan harus dilakukan secara bersama-sama,” urainya.  

Dia menyampaikan terdapat sejumlah faktor pendukung percepatan penularan Covid-19 di asrama maupun pesantren. Salah satunya yaitu  tidak melakukan karantina selama 14 hari. Ketika hal tersebut tidak dijalankan secara maksimal meningkatkan risiko bertemunya orang yang masih dalam priode infeksius dengan mereka yang masih rentan. Selain itu, pelaksanaan kelas tatap muka yang tidak didukung protokol kesehatan turut mempercepat penularan Covid-19. Demikian pula melaksanakan kegiatan sosial di asrama, pesantren maupun kos  tanpa mematuhi protokol kesehatan. Tak hanya itu, tidak melaporkan adanya gejala dini juga mempercepat penularan virus corona antar siswa atau penghuni asrama atau kos.

Kendati begitu, Citra menyampaikan terdapat pendukung pembatasan penularan Covid-19. Pertama, adanya blok-blok tempat tinggal membantu mencegah perluasan penularan. Selanjutnya, ada individu yang displin menjalankan protokol kesehatan. Misalnya pengelola asrama atau kos yang tertib menerapkan protokol kesehatan bagi para penghuninya.

Untuk mncegah penularan di asrama atau kos, Citra mengimbau para pengelola untuk mewajibkan karantina 14 hari bagi penghuni dari luar wilayah yang baru saja kembali. Lalu, membatasi interaksi sosial antar penghuni dan menjadwalkan disinfeksi pada ruang atau benda fasilitas bersama.

“Yang bisa menjadi pembelajaran disini adalah kerja sama masing-masing indivdu penting untuk mencegah perluasan penularan,”katanya.

Ketua Health Promoting University (HPU) UGM, Prof. Yayi Suryo Prabandari, pada kesempatan itu menyampaikan tentang perilaku pencegahan dan pengendalian yang perlu diadaptasi menjadi sebuah kebiasaan baik bagi individu maupun masyarakat.  Dalam level individu menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari yakni memakai masker saat flu dan keluar rumah, jaga jarak, serta sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Selain itu, menghindari kerumunan. Tak kalah penting untuk selalu memperbarui pencarian sumber kesehatan yang kredibel, olahraga, pola makan sehat dan tidak merokok.  

Kemudian untuk masyarakat, Yayi menyarankan untuk meminimalkan atau selektif saat akan melakukan kunjungan ke rumah sakit. Disamping itu, mengidentifikasi dan konsultasi ketika sakit, literasi kesehatan, sera membangun empati sera solidaritas antar warga.

Penulis: Ika
Foto: Ilustrasi

Berita Terkait

  • Antisipasi Klaster Perkantoran, UGM Gelar Rapid Test Covid-19 Bagi Pegawai

    Wednesday,26 August 2020 - 14:54
  • Cegah Penyebaran Covid-19 Dengan Adaptasi Baru di Lingkungan Kampus

    Thursday,08 October 2020 - 13:56
  • Epidemiolog UGM Minta Kebijakan Larangan Mudik Lebaran Dibarengi Pembatasan Mobilitas

    Friday,23 April 2021 - 13:57
  • Menkes Terawan Sebut Kampus Sehat Berperan Cegah Penyebaran Covid-19

    Thursday,19 November 2020 - 11:04
  • Kerumunan di Pasar Berpeluang Jadi Tempat Penyebaran Covid-19

    Friday,28 May 2021 - 18:19

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual