Guru Besar Transportasi Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc., menilai UU Cipta Kerja yang baru disahkan mengakibatkan dihilangkannya Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN). ANDALALIN kemudian hanya dimasukan dalam pembahasan AMDAL yang lebih sederhana sehingga akan berdampak pada lalu lintas sekitar yang bertambah macet.
“Memang akan mempercepat proses perizinan tapi berdampak pada bertambahnya kemacetan lalu lintas sekitar lokasi,”kata Munawar, Jumat (9/10).
Ia menjelaskan selama ini pembahasan ANDALALIN memang memerlukan waktu lama misalnya dalam pembangunan hotel, mal, maupun fasilitas publik lainnya. Meskipun dilakukan dalam jangka waktu lama sejauh ini ANDALALIN yang dilakukan cukup baik serta dapat mencegah kemacetan yang terjadi di sekitar bangunan yang direncanakan.
“Saya tidak yakin kalau akan ada pungli. Penghitungan fasilitas parkir, pintu masuk dan ke luar bangunan serta pengaturan arus lalu lintas di sekitarnya sangat diperlukan untuk mencegah adanya kemacetan. Perlu dilakukan survei lalu lintas yang menyeluruh di radius tertentu dari bangunan tersebut. Ini memang memerlukan waktu yang lama dan analisis yang mendalam,”urai peneliti senior dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM ini.
Melihat kondisi tersebut Munawar berharap jika nanti ada peninjauan kembali UU Cipta Kerja diharapkan ANDALALIN tetap dimasukan kembali untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas.
Surat Terbuka Mahasiswa UGM
Sementara itu, aliansi mahasiswa UGM menyerahkan surat terbuka kepada akademisi UGM. Dalam surat terbuka yang diserahkan kepada pimpinan UGM dan diwakili Direktur Kemahasiswaan, Dr. R. Suharyadi, M.Sc., mereka menilai ada ketentuan-ketentuan dalam RUU Cipta Kerja yang tidak sesuai dengan kaidah, prinsip, dan aturan yang berlaku.
“Gelombang penolakan terus bermunculan jauh sebelum pengesahan maupun pasca pengesahan, dan diekspresikan dengan berbagai macam bentuk,” demikian bunyi surat tersebut.
Di masa pandemi Covid-19, kesehatan dan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia terancam. Hal ini semakin diperburuk dengan adanya dampak lain, yaitu resesi ekonomi.
“Seluruh rakyat Indonesia memberikan harapan dan kepercayaan yang besar kepada pejabat dan pemimpin bangsa untuk membawa Indonesia keluar dan bangkit dari pandemi virus Covid-19 dengan memprioritaskan kebijakan-kebijakan yang penting untuk dibuat,” imbuh para mahasiswa.
Sivitas akademika UGM, imbuhnya, memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai UGM demi kemajuan bangsa Indonesia.
Penulis: Satria-Gloria
Foto: Kompas.com