• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari

Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari

  • 17 Oktober 2020, 06:12 WIB
  • Oleh: Satria
  • 9450
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari
Hari Pangan 2020 : Memerdekakan Balita dari Kelaparan di Negeri Bahari

Pangan  adalah  kebutuhan  dasar  manusia  yang  paling  utama  dan  pemenuhannya  merupakan bagian dari hak asasi manusia. Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2019 (GHI Index), Indonesia  masih  menghadapi  masalah  kelaparan  yang  serius.  Sementara  itu, pada  sebuah keluarga anak adalah kelompok yang paling rentan dalam hal distribusi makanan. Anak tergantung  orang  tua  untuk  pemenuhan  gizinya,  dan kebutuhan ini   seringkali tergeser oleh kebutuhan keluarga yang lain.

Menurut penelitian FOI, ada sekitar 28 persen anak usia dini atau balita di Indonesia mengalami kelaparan pada saat pagi hingga siang hari. Sementara di beberapa  tempat  padat  penduduk,  angkanya bisa mencapai 40-50 persen bahkan lebih. Kelaparan yang dimaksud disini adalah kondisi perut anak yang kosong atau mempunyai sedikit uang untuk membeli jajanan di sekitar PAUD sehingga dalam waktu lama akan menimbulkan masalah gizi kurang. Dua faktor utama penyebab kelaparan pada balita adalah kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang pangan pada orang tua atau pengasuh anak.

Hal tersebut diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan peningkatan kelaparan pada balita di seluruh dunia. Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB), krisis sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona berpotensi menyebabkan hampir tujuh juta anak dunia mengalami stunting akibat kekurangan gizi.

Ironisnya, hal ini juga terjadi di negeri Indonesia, negeri bahari dengan potensi kekayaan sumber daya laut yang luar biasa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahkan mencatat perkiraan kasar potensi laut Indonesia hingga Maret 2019 senilai Rp1.772 triliun. Angka ini sama  dengan  93  persen  total  pendapatan  dalam  APBN  (Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja Negara ) 2018.

Untuk itu, Foodbank of Indonesia (FOI) bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM mengadakan Rembuk Pangan Indonesia 4.0 secara virtual. Seminar daring ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Pangan Dunia 2020 dan rangkaian dari “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” pada Kamis (15/10) lalu. Aksi ini bertujuan untuk memerdekakan  balita  dari  kelaparan. Saat ini, terdapat 5.800 bunda  yang  bergerak  bersama  FOI  membuka  akses  pangan  bagi  52.000  anak  bersama memerangi kelaparan pada balita dan mencapai cita-cita bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Seminar ini dibuka oleh drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta menghadirkan narasumber pakar dan multi stakeholder dari   Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, akademisi, dunia usaha yang diwakili oleh Bee Jay Bakau Resort dan Frisian Flag, media, serta blogger.

Menurut  founder FOI, Hendro Utomo kegiatan ini dilakukan sebagai upaya FOI memerangi kelaparan pada balita untuk mencapai impian Indonesia merdeka. Hendro berharap kampanye dan aksi ini dapat menginspirasi semua pihak untuk turut berkolaborasi sesuai dengan bidangnya masing-masing demi mendukung balita yang merupakan masa depan Indonesia.

“Semoga kerja sama semua pihak dapat menghantarkan Indonesia mencapai impian merdeka 100 persen”, ujarnya.

Hal itu senada dengan Ika yang menyatakan bahwa universitas, khususnya UGM, perlu bergerak bersama dalam hal pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk masa depan anak Indonesia yang lebih baik. “Data yang dikemukakan FOI merupakan gambaran kelaparan yang terjadi pada balita di Indonesia, universitas perlu memetakan kembali peran dan  bersama melibatkan masyarakat, industri, pemerintah, relawan yg peduli pada masa depan bangsa,” tuturnya.

Sementara itu, Prof.  Dr.  Ir.  Eni Harmayani, M.Sc, Dekan FTP UGM, menyatakan komitmennya untuk membuka akses pangan bagi kelompok rentan khususnya balita tidak hanya dari edukasi. Pihaknya juga melalui aksi nyata gerakan makan ikan untuk  20.000 balita bekerja sama dengan BeeJay Seafood dan FOI. “Balita merupakan masa depan bangsa sehingga kita harus bersinergi bersama memerangi kelaparan pada balita apalagi di tengah pandemi, khususnya dengan potensi bahari Indonesia sebagai negara mega-biodiversitas”, ungkapnya.

Direktur  Jenderal  PDSPKP  Kementerian  dan  Kelautan RI, Ir.  Artati  Widiarti, MA., menuturkan upaya  KKP  menjadikan  ikan  sebagai  alternatif  pangan  masyarakat  yang  sangat  tepat untuk mendukung program perbaikan gizi masyarakat dan penanganan stunting. “Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) akan mendukung percepatan penurunan stunting sebesar   14 persen  hingga  tahun   2024.   Gerakan ini memiliki posisi strategis dalam menjawab permasalahan nasional seperti masalah pangan, kesehatan, dan kecerdasan,” pungkasnya.

Penulis: Hakam

 

 

Berita Terkait

  • Sambut Hari Pahlawan FOI dan FTP UGM Luncurkan Aksi Ikan Untuk Anak

    Wednesday,11 November 2020 - 13:22
  • Ketahanan Pangan, Indonesia Perlu Belajar dari Brasil

    Monday,09 April 2012 - 15:19
  • Krisis Pangan dan Bahaya Kelaparan Ancam Dunia

    Thursday,03 November 2011 - 18:27
  • Peneliti UGM Kembangkan ‘Ganyong’ untuk Atasi Gizi Buruk

    Tuesday,08 April 2008 - 12:57
  • Pakar Dunia Bahas Ketahanan Pangan di UGM

    Thursday,02 December 2010 - 15:46

Rilis Berita

  • Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Pers Harus Independen 09 February 2023
    Kondisi saat ini memperlihatkan banyak persoalan yang sedang dialami insan pers. Terlebih menghad
    Agung
  • Psikolog UGM Bagikan Tips Atasi People Pleaser 09 February 2023
    People pleaser menjadi istilah yang kerap digunakan masyarakat untuk melabeli seseorang yang tida
    Ika
  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual