Memperingati Hari Listrik Nasional ke-75, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyerahkan dua penghargaan kepada UGM. Dua penghargaan kepada UGM tersebut sebagai institusi dan penghargaan kepada Dr. Deendarlianto, S.T., M.Eng selaku kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM.
Kedua penghargaan tersebut diberikan karena sebagai institusi dan individu telah mendukung kegiatan strategis ketenagalistrikan nasional yang diselenggarakan oleh PLN. Penghargaan diserahkan Direktur Puslitbang PLN, Iswan Prahastono, dan diterima Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M, dan Kepala PSE UGM, Dr. Deendarlianto, S.T., M.Eng., secara daring, Selasa (3/11).
“Kami berterima kasih bahwa pada Hari Listrik Nasional kali ini bisa memberikan penghargaan pada stakeholder. Tidak terbatas pada individu, namun juga institusi atau kelompok. Karena diminta memilih satu, sempat bingung saya kemarin, karena kita banyak kerja sama dengan universitas dan bentuk kerja sama dengan UGM lebih dari satu maka kami memilih UGM untuk menerima penghargaan ini,” ujar Iswan Prahastono.
Iswan menuturkan, penghargaan yang diberikan pada UGM sebagai institusi karena berbagai kerja sama selama ini telah memberi manfaat pada PLN. Selain hasil-hasil kerjasama dapat dirasakan saat ini, hasil kerja bersama tersebut memberi dampak positif bagi PLN dan bangsa Indonesia kedepan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan General Manager PLN, Pusenlis Chairani Rachmatullah. Menurutnya, pemberian penghargaan kepada stakeholder ini merupakan penilaian hasil kerja sama sepanjang tahun ini (2020).
Dari sekian banyak kerja sama dan berbagai kriteria penilaian maka penghargaan pada akhirnya diberikan kepada Deendarlianto selaku kepala PSE UGM. Penghargaan ini karena dukungan dan dedikasi yang telah diberikan selama ini untuk membangun ketenagalistrikan nasional.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan pada PLN, profesionalisme juga fleksibilitas yang ditunjukkan dan pemahaman pada ketenagakelistrikan di Indonesia sehingga PLN sangat terbantukan,” ujar Chairani.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., menyambut baik penghargaan ini. Menurutnya, PLN sudah menjadi sahabat UGM sejak lama sekali.
Menurutnya, dalam jiwa PLN terkadung sifat pengabdian yang luar biasa. PLN di satu sisi harus membangun listrik di seluruh negeri untuk ratusan juta manusia, sementara PLN diminta menjual dengan harga murah.
“Sementara di sisi lain PLN juga harus membeli energi untuk bisa menggerakkan industri listriknya dan energi berupa minyak, gas, solar energi dan lain-lain itu dibeli dengan harga yang mahal. Nah, PLN ini kira-kira ada di tengah, jika tanpa dijiwai pengabdian yang tinggi kondisi ini bisa berakibat stres tinggi berkepanjangan,” ungkapnya.
Paripurna mengungkapkan UGM berbangga bisa bermitra dengan PLN mengingat posisi PLN sangat penting di kancah industri kecil, menengah maupun rumah tangga maupun industri besar. Jiwa pengabdian luar biasa yang dimiliki sesuai dengan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, universitas kerakyatan dan sebagai universitas nasional.
“Kolaborasi ini luar biasa, bagaimana mungkin UGM bisa maju apalagi dengan kuliah online, bagaimana laboratorium UGM bisa berjalan, semua atas bantuan PLN, dan UGM berkontribusi menyumbangkan tenaga ahlinya untuk PLN,” imbuhnya.
Kepala PSE UGM, Dr. Deendarlianto, S.T., M.Eng., merasa bersyukur mendapat penghargaan pada hari Listrik Nasional ke-75. Penghargaan ini sebagai wujud kerja sama yang telah berjalan dengan PLN, baik PLN pusat, PLN Yogyakarta dan di wilayah-wilayah lain serta dengan Pusenlis dan Puslitbang PLN.
“Semua berjalan dengan lancar dan kita kerjakan dengan tulus. Harapan kami kontribusi tersebut memberi kebaikan bagi bangsa Indonesia kedepannya. Secara pribadi mengucapkan terima kasih pada PLN atas penghargaan ini, kepada kami dan PSE UGM dan UGM pada umumnya sebagai stekeholders terbaik tahun ini,” ujar Deendarlianto.
Deendarlianto mengakui banyak kajian dan kontribusi serta kerja sama yang telah dilakukan bersama antara UGM dan PLN yang pada intinya tetap mendorong pada kemandirian listrik nasional. Selain itu, juga mendorong bagaimana agar industri listrik nasional bisa diperkuat beserta industri pendukungnya dengan kemandirian teknologi dalam negeri.
“Seperti yang telah kita lakukan di tahun-tahun kemarin antara PLN dan UGM bekerja sama dalam melakukan proses pembinaan dan pemetaan industri manufaktur lokal dalam rangka mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) kedepannya. Jadi saya masih ingat, saya melakukan survei bersama teman-teman PSE UGM dan PLN dari Sumatra sampai ke Kalimantan, Sulawesi dan akhirnya kita mengeluarkan sebuah peta kapabilitas industri manufaktur nasional dan kita sudah berikan data tersebut ke PLN,” ucapnya.
Deen menambahkan, PSE UGM dan Pusenlis PLN saat ini sedang melakukan kerja sama untuk peningkatan ekonomi masyarakat berbasis kelistrikan dan berbasis ekosistem listrik kerakyatan. Kerja sama ini ditempuh karena percaya pasca setelah pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan industri sangat kecil demikian pula dengan ekonomi masyarakat.
“Oleh karena itu Pusenlis PLN dan UGM melakukan kajian bersama mengenai bagaimana kita meningkatkan energi terbarukan dan mengurangi bahan batubara, namun dengan melibatkan stakeholder masyarakat dalam mendukung ekonomi masyarakat di pedesaan. Karena itu, kita melaksanakan kegiatan yang sangat signifikan, diantaranya meningkatkan co-firing biomassa, juga dari limbah publik yang kita manfaatkan agar bisa mendorong pengurangan porsi batubara 5 persen di beberapa PLTU di Indonesia,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto