• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pilpres AS dan Dampaknya terhadap Indonesia

Pilpres AS dan Dampaknya terhadap Indonesia

  • 07 November 2020, 14:15 WIB
  • Oleh: Satria
  • 9728
Memahami Pilpres AS 2020 dan Dampaknya terhadap Indonesia

Amerika Serikat kembali melaksanakan pemilihan umum presiden tahun ini. Dua kandidat kuat dari masing-masing partai mayoritas maju untuk memperebutkan kursi kepresidenan. Mereka adalah Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat.

Sejak dimulainya masa pemungutan suara 3 November 2020 lalu hingga Jumat (6/11), Joe Biden tercatat telah memimpin dengan 253 suara elektoral dibanding Donald Trump dengan 214 suara elektoral. Dengan aturan dari sistem Electoral College yang dipergunakan dalam Pilpres AS, Joe Biden sudah berada di atas angin. Hal itu karena mantan Senator Negara Bagian Delaware itu hanya butuh 17 suara lagi untuk memenangkan suara mayoritas, yakni 270 suara elektoral.

Hal tersebut menjadi semakin nyata dengan melihat perhitungan suara di negara bagian Pennsylvania yang memiliki 20 suara elektoral. Berdasarkan Decision Desk HQ pada Sabtu (7/11) pagi, Biden telah sah untuk disebut memenangi negara bagian tersebut, sehingga perolehan suaranya kini mencapai 273 suara. Meski perhitungan belum final di beberapa negara bagian lain, tetapi jarak tersebut sudah tidak dapat terkejar lagi.

Sementara dari kubu Donald Trump telah mengajukan gugatan ke tiga negara bagian karena merasa dicurangi dalam perhitungan suara. Meski 2 dari 3 negara bagian tersebut telah ditolak, Trump kini mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, Dosen HI UGM, menjelaskan bahwa proses pemilihan di AS memanglah berbeda dengan di Indonesia. Perhitungan suara tersebut tidak  dihitung per individu, melainkan dari suara elektoral. Suara elektoral tersebut jumlahnya berbeda untuk masing-masing negara bagian. Jadi jika seorang calon unggul dalam perhitungan suara di suatu negara bagian, maka otomatis dirinya memperoleh seluruh suara elektoral  di negara bagian tersebut.

Rachmat menilai hasil terkini dari Pilpres AS tersebut akan membawa angin segar terhadap politik luar negeri dunia, termasuk Indonesia. Ia menyebut selama masa kepemimpinan Trump, AS telah banyak menimbulkan kontroversi, gesekan, dan ketegangan di berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara. Oleh karenanya, untuk memperbaiki hubungan tersebut, AS memerlukan sosok pemimpin baru di Gedung Putih.

Jika membandingkan sosok kedua kandidat tersebut, Rachmat menyebut terdapat perbedaan mencolok ketika melihat sepak terjang dan pidato kampanye keduanya selama ini. Trump mewakili wajah AS yang pongah di satu sisi, dan kehendak kuat untuk mengurangi keterlibatannya dalam masalah-masalah dunia di sisi yang lain. Sementara itu, Biden nampaknya cenderung lebih mudah untuk bernegosiasi, walau tetap dengan mengedepankan kepentingan AS, tetapi memperhatikan kepentingan negara-negara kawasan, termasuk Indonesia.

“Dengan melihat hal tersebut, maka sudah cukup jelas keuntungan yang diperoleh negara kita jika Trump terpilih kembali atau Biden yang menang. Hal itu utamanya jika kita mempertimbangkan pentingnya kerja sama antara berbagai negara di dunia untuk memenangi perang melawan Covid-19 seperti sekarang ini,” pungkasnya.

Penulis: Hakam
Foto: kabar24.bisnis.com

Berita Terkait

  • FRI Dukung KPU Umumkan Hasil Pilpres Sesuai Jadwal

    Monday,21 July 2014 - 14:46
  • Pilpres AS dan Dampaknya terhadap Indonesia

    Saturday,07 November 2020 - 14:15
  • Pengumuman Pilpres 22 Juli, Presiden Wajib Bertindak Tegas

    Friday,18 July 2014 - 13:18
  • Pengamat: Prabowo-Hatta Berisiko Kehilangan Legal Standing di MK

    Wednesday,23 July 2014 - 11:32
  • Akademisi DIY Mengajak Masyarakat Kawal Pilpres Jurdil dan Damai

    Monday,07 July 2014 - 12:28

Rilis Berita

  • UGM Raih Paritrana Award Kategori Pelayanan Publik 02 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berhasil meraih penghargaan Paritrana Award 2022 tingkat
    Gloria
  • Mahasiswa S1 Antropologi Budaya Lakukan Penelitian Kehidupan Petani Sayur di Brebes 01 February 2023
    Sebanyak 80 mahasiswa Program Pendidikan S1 Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
    Agung
  • Pakar UGM: Penting Bangun Relasi Sosial Dengan Lingkungan Untuk Cegah Penculikan Anak 01 February 2023
    Informasi tentang penculikan anak baik melalui media sosial maupun pemberitaan dalam beberapa wak
    Ika
  • UGM dan SUTD Singapura Gelar Pembelajaran Kolaborasi Antarmahasiswa 01 February 2023
    Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (DTMI FT UGM) bekerj
    Gusti
  • FTP UGM Bina Warga Sambak Magelang Kembangkan Digitally Agro Edutourism 01 February 2023
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM mendampin
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual