Dua orang pustakawan UGM masing-masing Drs Purwono, SIP, M.Si dan Drs Lasa HS, M.Si untuk yang pertama kalinya akan menyampaikan orasi ilmiah untuk jabatan pustakawan utama golongan IV/d. Golongan itu sendiri merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi jabatan fungsional pustakawan yang setara dengan jabatan fungsional lainnya, seperti jabatan guru besar, guru utama, peneliti utama, dokter utama maupun widyaiswara utama.
Menurut Kepala Perpustakaan UGM, Drs Ida Fajar Priyanto MA, jabatan tertinggi utama bagi kedua pustakawan UGM ini diraih setelah melalui proses yang cukup panjang dan ditunjukkan dengan berbagai kegiatan keilmuan.
“Untuk mencapainya membutuhkan waktu lebih dari 35 tahun untuk bisa mencapai gelar ini. Banyak kegiatan kelimuan yang harus ditempuh baik dengan menulis artikel, buku, makalah maupun seminar atau lokakarya,” kata Ida kepada wartawan, Kamis (9/8) di ruang Majelis Guru Besar UGM.
Ida Fajar menambahkan untuk Lasa misalnya telah menulis 32 buku, 83 makalah, dan 173 artikel. Sedangkan Purwono telah menulis setidaknya 5 buku dan 200 artikel. Sementara mengenai orasi ilmiah bagi kedua pustakawan UGM ini baru akan dilaksanakan awal september mendatang yang menurut rencana akan dihadiri oleh Kepala Perpustakaan Nasional Drs Dadi P Rahmananta, MLS.
â€Kita ingin mengubah tradisi, karena selama ini proses pengukuhan pustakawan utama dilakukan di perpustakaan nasional sehingga gaungnya tidak terasa sampai ke daerah, kita mencoba untuk melakukan orasi ilmiah bagi pustakawan utama yang dilakukan di luar perpustakaan nasional, dan UGM yang melakukan pertama kali,†paparnya.
Terkait jumlah pustakawan di UGM sendiri, Ida Fajar mengakui jumlahnya sebenarnya relatif cukup banyak mencapai 82 pustakawan, jumlah ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Ia menargetkan tahun ini jumlahnya bisa mencapai 100 orang pustakawan dari 62 perpustakaan yang dimiliki oleh UGM baik di tingkat Fakultas maupun Universitas.
Kedua pustakawan senior tersebut yakni Lasa dan Purwono selama ini aktif juga di berbagai organisasi profesi, seperti Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Ikatan Sarjana Peprustakaan, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia dan menjadi redaktur di berbagai jurnal profesional kepustakawanan maupun bidang lainnya (Humas UGM)