• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pandemi Jadikan Perempuan di Daerah Konflik Menghadapi Persoalan Berlapis

Pandemi Jadikan Perempuan di Daerah Konflik Menghadapi Persoalan Berlapis

  • 17 November 2020, 10:45 WIB
  • Oleh: Agung
  • 1981
  • PDF Version
Pandemi Menjadikan Perempuan di daerah konflik Menghadapi Persoalan Berlapis

Perempuan menjadi kelompok rentan dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Perempuan mendapat pukulan sangat berat dan baru sebagian besar negara bisa memberikan perlindungan sosial ekonomi yang layak bagi perempuan di tengah pandemi saat ini.

Data PBB menyebut baru ada 25 negara yang menunjukkan upaya serius untuk melindungi perempuan dalam masa pandemi Covid-19. Pandemi tidak hanya  menyerang masalah kesehatan, tapi juga basis sosial ekonomi dan psikologis perempuan.

Apalagi di daerah pasca konflik seperti di daerah Maluku, Poso dan Aceh. Kondisi pasca konflik yang belum pulih seutuhnya ditambah pandemi Covid-19 memperparah dampak bagi kaum perempuan.

Dr. Arifah Rachmawati, peneliti senior PSKP UGM, berpendapat pandemi Covid-19 mempersulit perempuan eks kombatan di Aceh. Menurutnya, bukan saja soal pandemi, mereka juga belum selesai dengan problem konflik masa lalu.

“Sehingga pandemi ini menambah persoalan. Persoalan pandemi di daerah pasca konflik menambah persoalan semakin berlapis-lapis," katanya, Jumat (13/11) saat berlangsung webinar bertema Perempuan, Pandemi dan Perubahan Sosial di Wilayah Pasca Konflik yang diselenggarakan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM.

Arifah menuturkan perempuan eks kombatan Aceh masih tidak percaya akan adanya bahaya ancaman pandemi Covid-19. Bagi perempuan eks kombatan Aceh ancaman adalah situasi dimana mereka berhadapan dengan peristiwa akan dibunuh, diperkosa, disiksa dan lain-lain. Makanya mereka tidak percaya akan adanya ancaman Covid-19 karena covid-19 bukan ancaman yang nyata.

“Jadi, ingatan mereka pada konflik masa lalu masih erat melekat, bahkan susah bagi mereka menyebut Covid-19 sebagai ancaman, tapi konflik-19," ucapnya.

Menurutnya, penolakan terhadap Covid-19 juga blamming terhadap konflik yang tidak pernah selesai bagi perempuan Aceh menjadikan mereka resilience (bertahan) dengan cara merela masing-masing. Maka di masa pandemi ini secara teori yang terjadi adalah bounded agency.

“Kondisi dimana harus menghadapi struktur dan norma ketika mereka harus bersikap, dan harus menyesuaikan dengan struktur yang ada yang membatasi mereka," terangnya.

Dalam pandangan Arifah, perempan bekas kombatan Aceh tidak berwajah tunggal, identitas gender mereka beririsan dengan status sosial dan memunculkan hierarki. Ada perempuan kombatan di hierarki atas yang mendapatkan semua akses, ada yang mendapat salah satu akses dan ada yang sama sekali tidak mendapat akses hingga saat ini setelah 15 tahun MoU Helsinki.

“Dan sayangnya, reintegrasi yang sudah dilakukan belum bisa menjadikan mereka sebagai bagian dari warga negara Indonesia," jelasnya.

Suraiya Kamaruzzaman, St.L.Lm., M.T, Presidium Balai Surya Ureung Ining Aceh, menambahkan budaya patriarki memberi banyak pengaruh bagi peran perempuan. Mengacu Aceh sekian ratus tahun lalu, menurutnya, jauh lebih egaliter dibanding hari ini.

“Kondisi hari ini, budaya patriarkinya lebih menguat. Kalau ada pejabat Aceh mengatakan Aceh tidak masalah soal peran perempuan karena punya ratu, laksmana perempuan, itu sekian ratus tahun lalu. Buktinya kanum soal pemberdayaan perempuan tak pernah dibuat aturan turunan dan itu tidak bisa dipergunakan secara optimal," tuturnya.

Penulis  : Agung Nugroho
Foto  : Republika

Berita Terkait

  • Perempuan Tangguh di Masa Pandemi

    Thursday,10 March 2022 - 8:47
  • Pakar UGM: Konflik Lampung Bagian Dari Konflik Sebelumnya

    Thursday,01 November 2012 - 19:23
  • Dibutuhkan Kebijakan Pemerintah yang Responsif Gender

    Friday,23 November 2007 - 11:45
  • Perempuan Memiliki Peran Signifikan di Masa Pandemi Covid-19

    Monday,08 March 2021 - 15:34
  • HMP UGM Gelar Diskusi Perempuan dalam Berbagai Perspektif

    Tuesday,08 December 2009 - 17:22

Rilis Berita

  • UGM-Pemprov DKI-Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran Kerja Sama Penataan Kawasan dan Tridarma 25 May 2022
    Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemprov DKI Jakarta, Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran melak
    Ika
  • Manajemen Logistik Terpadu Strategi Efektif Turunkan Biaya Logistik 25 May 2022
    Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 17.000 pulau sehingga
    Agung
  • UGM dan PT. Hadji Kalla Lakukan Kerja Sama 25 May 2022
    Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Hadji Kalla sepakat melakukan kerja sama bidang pendidikan,
    Ika
  • Pembangunan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM Segera Dimulai 24 May 2022
    Universitas Gadjah Mada akan segera memulai pembangunan gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas
    Gloria
  • Pakar UGM Bicara Soal Banjir Rob Semarang 24 May 2022
    Peristiwa banjir rob besar terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang setelah penahan air
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual