UGM dan KAGAMA menyelenggarakan Pembekalan Calon Wisudawan Program Diploma dan Sarjana Periode November 2020 secara daring, Rabu (18/11).
Dalam kesempatan ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat KAGAMA, Dr. AAGN Ari Dwipayana, S.IP., M.Si., menyampaikan sejumlah pesan bagi para calon wisudawan.
“Jangan lupa tetap pegang teguh integritas. Kita tahu itu sangat penting dalam kita melangkah ke depan,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, sebelum masuk ke dunia kerja para calon wisudawan perlu memegang teguh nilai-nilai yang diwarisi di UGM.
Meski telah menyelesaikan masa studi di kampus UGM, para alumni juga menurutnya perlu terus belajar di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, untuk dapat meraih prestasi dengan bekal yang telah didapatkan sejak mengemban ilmu di UGM.
“Jangan lupa untuk berakar, mempunyai jiwa kerakyatan dan kebangsaan. Jangan lupa bahwa kita berasal dari rakyat, dan itu menjadi pegangan di mana pun kita berada,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. mengutarakan bahwa alumni UGM yang diwisuda pada periode ini akan menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian.
Meski demikian, ia meyakini bahwa lulusan UGM memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi perubahan-perubahan yang ada.
“Dengan modal yang Anda peroleh di dunia kampus, tidak hanya saat berada di kelas, namun juga organisasi yang mengasah soft skill, saya yakin anda bisa mengantisipasi dan menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian ini,” ucapnya.
Ia pun berpesan pada calon wisudawan untuk tetap memiliki kerendahan hati, senantiasa menjaga nama baik UGM, dan menggunakan ilmu yang dimiliki untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pembekalan Calon Wisudawan kali ini menghadirkan dua orang pembicara yang merupakan alumni UGM, yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI, Anwar Sanusi, Ph.D., serta Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., Agung Budi Waskito, S.T., M.Tech.
Dalam kesempatan ini, Anwar memaparkan profil ketenagakerjaan Indonesia serta kondisi bonus demografi. Data Badan Pusat Statistik bulan Agustus 2020, terangnya, mencatat jumlah angkatan kerja sebanyak 138,22 juta dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 67,77 persen.
Profil angkatan kerja sendiri masih didominasi oleh angkatan muda, meski secara persentase terlihat penurunan dari grafik yang tercatat sejak tahun 2010 hingga tahun 2020.
“Kita bisa mengatakan bahwa Indonesia masih mengalami situasi yang dikenal sebagai bonus demografi,” imbuhnya.
Dengan potensi yang besar, sektor ketenagakerjaan Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan. Ia menerangkan, tren pertumbuhan angkatan kerja selama satu tahun terakhir mencapai 4 juta, sehingga dalam lima tahun ke depan diperlukan penciptaan lapangan untuk menyerap angkatan kerja tersebut.
Pemerintah juga mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas SDM yang akan masuk ke dalam dunia kerja, salah satunya melalui pendirian sejumlah balai pelatihan kerja. Karena itu, para lulusan baru menurutnya memiliki sejumlah pilihan yang dapat diambil, dan masing-masing perlu mengambil jalur yang tepat sesuai dengan apa yang direncanakan hingga beberapa tahun mendatang.
“Wisudawan yang akan lulus mungkin sudah mulai berpikir akan ke mana. Itu adalah perencanaan yang harus dilakukan jika anda ingin menjadi manusia yang sukses,” ucapnya.
Penulis: Gloria