• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Indonesia Belum Miliki Indeks Biodiversitas Nasional

Indonesia Belum Miliki Indeks Biodiversitas Nasional

  • 24 November 2020, 09:53 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8062
Indonesia Belum Miliki Indeks Biodiversitas Nasional

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Sayangnya, hingga saat ini Indonesaia belum memiliki indikator nasional untuk mengukur aktivitas konservasi keanekaragaman hayati yang dimiliki.

Padahal, menurut Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Prof. Dr. Budi S. Daryono., M. Agr., Sc., Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI) sangat diperlukan untuk mengukur tren biodiversitas nasional. Data IBI ini dibutuhkan untuk mendorong pemerintah pusat dan daerah lebih  giat melakukan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Ia mengatakan meskipun sebelumnya Indonesia menerapkan Convention on Biodiversity (CBD) dan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai landasan aksi konservasi hayati. Namun, status dan tren penurunan populasi masih terus berlanjut dan kian memprihatinkan. Kondisi itu terjadi akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah konsumsi serta perdagangan beragam tumbuhan dan satwa liar sebagai salah satu komoditas.

Tren penurunan keanekaragaman hayati, dikatakan Budi, tidak hanya terjadi di tanah air saja. Penurunan keanekaragaman hayati juga terjadi di tingkat global. Data Living Planet Index (LPI) tahun 1970 – 2016 menyebutkan bahwa persentase rerata penurunan populasi pada mamalia, burung, amfibi, reptil dan ikan mencapai 68 persen di dunia.

“Untuk itu penting menginisasi Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI) ini untuk mengukur tren biodiversitas nasional,” tandasnya, Selasa (24/11).

Indeks biodiversitas atau indeks keanekaragaman spesies merupakan indeks yang menyatakan susunan ekosistem dan komunitas penyusunnya serta kestabilan suatu ekosistem.  Indeks ini tidak hanya berupa makna, namun mengandung nilai dan konsep pelestarian keanekaragaman hayati di dunia. Dunia internasional menyebutnya sebagai global living index yang merupakan hasil kolaborasi peneliti biodiversitas internasional dengan lembaga konservasi global.

Mengingat pentingnya menghimpun data keanekaragaman hayati nasional ini, KOBI melalui Komite Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI)  menginisiasi IBI. Upaya tersebut dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional pada 5 November 2020 lalu.

Selain IBI, Budi menyebutkan perlunya dikembangkan Bioeconomy yaitu sistem ekonomi hayati yang berbasis pada produksi sumber daya hayati terbarukan. Selain itu, konversi sumber daya alam dan limbah produksinya menjadi suatu produk yang bernilai tinggi dengan menerapkan prinsip ekonomis sirkular untuk meminimalkan penggunaan sumber daya serta energi agar diperoleh hasil yang optimal dan menekan kerusakan lingkungan.

Penulis: Ika
Foto: Shutterstock.com

 

Berita Terkait

  • KOBI-WWF Indonesia Susun Protokol Data Indeks Biodiversitas Indonesia

    Tuesday,02 November 2021 - 8:38
  • UGM dan Belanda Sepakat Bangun Indeks Biodiversitas Indonesia

    Wednesday,11 March 2020 - 15:48
  • Pakar UGM: Kasus Korupsi Lobster Gambaran Buruknya Pengelolaan Biodiversitas Nasional

    Thursday,03 December 2020 - 14:55
  • Fakultas Biologi dan 4 Perguruan Tinggi Jepang Kerjasama Penelitian Biodiversitas Tropika

    Monday,02 June 2014 - 9:27
  • UGM dan WWF Indonesia Himpun Data Keanekaragaman Hayati

    Wednesday,29 May 2019 - 11:49

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual