Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Kemenristek RI berencana membagikan sebanyak 11 ribu produk alat uji deteksi cepat Covid-19 di beberapa dinas kesehatan dan rumah sakit umum di beberapa daerah di Indonesia. Alat uji rapid test yang dibagikan tersebut merupakan hasil karya inovasi peneliti UGM dan gabungan peneliti dari perguruan tinggi lain. Produk yang diberi nama RI-GHA merupakan singkatan dari Republik Indonesia-Gadjah Mada Hepatika Airlangga.
Prof Sofia Mubarika, peneliti utama dari RI-GHA, mengatakan alat uji diagnosis cepat Covid-19 ini berbasis antibodi untuk mendeteksi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh untuk melawan Covid-19. Menurutnya, sebelum diuji coba, penelitian dan pengembangan RI-GHA ini sudah mengikuti proses panjang untuk menyempurnakan kualitas produk yang tidak kalah dengan produk komersial sejenis di pasaran. “Alat ini sudah melewati suatu proses panjang, kemudian diperbaiki terus menerus dengan memperbaiki formula yang tepat,” kata Sofia Mubarika di sela-sela penyerahan bantuan sebanyak 1.500 buah produk RI-GHA kepada Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, di Puskesmas Mlati II Sleman, Rabu (14/11).
Sofia Mubarika menambahkan pembuatan alat diagnosis cepat Covid-19 ini sebagai bagian dari upaya kontribusi para peneliti untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Ia pun mengapresiasi kepada Kemenristek RI yang turut membantu membagikan 11 ribu produk ini secara gratis ke masyarakat. “Saya sampaikan terima kasih ke Kemenristek yang telah mendukung produk inovasi anak bangsa ini bisa dihilirisasi ke masyarakat,” katanya.
Seperti diketahui, RI-GHA diproduksi melalui pabrik kesehatan UGM Science and Techno Park di daerah Minomartani, Sleman. Inovasi alat kesehatan ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi Covid-19 yang mudah diaplikasikan, akurat, dan dapat diproduksi dalam negeri untuk mendukung kemandirian bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pembagian alat diagnosis cepat Covid-19 ini rencananya akan dibagikan di FK Unsoed Purwokerto sebanyak 2.000 unit, Dinas Kesehatan Kota Yogya 1.500 unit, Dinas Kesehatan Gunungkidul 1.500 unit, Dinas Kesehatan Kulon Progo 1.500 unit, Dinas Kesehatan Kota Makassar sebanyak 1.000 unit, RSU UMM (Malang) 1.000 unit dan Dinas Kesehatan Kab Malang sebanyak 1.000 unit.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, menyambut baik dibagikannya alat diagnosis cepat karya peneliti UGM dan Universitas Airlangga ini. Ia mengharapkan alat ini bisa diproduksi lebih banyak dengan harga yang terjangkau. “Mudah-mudahan nanti semakin murah,” katanya.
Ia menyebutkan untuk sekali uji dengan RI-GHA hanya kena biaya Rp75 ribu. Padahal, uji rapid test yang sudah dipesan Kabupaten Sleman untuk produk rapid test sebelumnya seharga 85 ribu untuk sekali uji dalam rangka antisipasi klaster pasca kegiatan pilkada.
Kepala Subdirektorat Industri Pangan, Kesehatan dan Obat, Kemenristek RI, Novi Mukti Rahayu, mengharapkan produk inovasi dari kampus UGM ini bisa membantu penanggulangan Covid-19 di tanah air. Ia menerangkan produk inovasi yang akan dibagikan ini tidak hanya sampai pada alat uji diagnostik saja, namun juga produk inovasi lain seperti ventilator dan obat herbal. “Semoga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas dan kita bisa melewati pandemi ini dengan baik dengan harapan ekonomi kita bangkit kembali,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson