Majelis Wali Amanat (MWA) UGM menyepakati perlu diadakannya jajak pendapat (polling) yang dilakukan oleh kalangan pegawai, mahasiswa, Dosen dan Guru Besar sebelum hasil polling ini diserahkan kepada Senat Akademik (SA) dan Majelis Guru Besar (MGB) untuk memilih tiga dari lima bakal calon rektor terpopuler.
Demikian pernyataan ketua MWA, Prof. Dr Amien Rais, MA dalam sosialisasi pemilihan Rektor UGM kepada para perwakilan lembaga mahasiswa, Senin (2/4) di Ruang Balai Senat UGM.
Keputusan MWA ini menurut Amien diambil untuk mengakomodasi keinginan BEM Se-UGM yang mengusulkan diadakan pemilihan langsung. “Adik-adik mahasiswa punya semangat demokrasi yang tinggi, yaitu ingin menjadikan Rektor itu dipilih dengan one man-one vote, dari kalangan pegawai, dosen, karyawan, Guru Besar maupun mahasiswa. Mereka lupa, kalo memilih ketua BEM (presiden mahasiswa) dengan pemilihan secara langsung. Namun, kalo milih Rektor sudah ada tradisi yang sudah mendunia, yang memilih adalah Senat,†ujar Amien.
Tapi kata Amien mekanisme pemilihan rektor di UGM saat ini sudah cukup baik perkembagannya karena yang memilih sudah lebih bagus lagi karena sudah melibatkan Senat, MGB dan MWA yang mewakili masyarakat luas.
“Saya sebagai ketua MWA dengan itikad baik ingin menjembatani kemauan adik-adik mahasiswa itu dalam mengukur siapa sesungguhnya Rektor yang potensial paling bagus untuk memimpin Gadjah Mada, jadi mengapa tidak mengadakan polling atau jajak pendapat,†katanya.
Amien menjelaskan jajak pendapat ini hanya mengukur dengan ilmu statistik, maksudnya bagaimana kecenderungan para pemilih dalam memeilih figure pada suatu pemilihan dengan standar deviasi dan stadar error yang tidak pernah pasti.
“Saya kira ini(jajak pendapat) sangat simpatik, saya yakin kalo polling terhadap lima calon rector itu nanti sudah ketemu siapa yang paling popular dan paling dianggap bagus nanti kira-kira keputusan MWA hampir mirip dengan keputusan polling yang sudah dilakukan itu. Saya kira ini tidak ada sesuatu yang krusial,†papar Amien.
Sedangkan mekanisme polling menurut Amien Rais tetap menggunakan metode sampling, misalnya dari sekian puluh ribu mahasiswa, sekian puluh ribu karyawan dan dosen maka barangkali proporsi perbandingannya menjadi 3:3:2, yang menurutnya sangat demokratis dan professional.
“Mungkin sampling dengan jumlah 300 sampai lima ratus responden itu cukup demokratis sekali. Hasilnya akan mencerminkan apa yang dimaui oleh publik UGM, ungkap Amein.
Amien mengusulkan tata cara dan mekanisme polling difasilitasi oleh Dr. Chairil Anwar, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni untuk bisa menjembatani polling yang diinginkan oleh mahasiswa. (Humas UGM)