Pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat yang dihadapi semua bangsa, termasuk Indonesia. Dalam berbagai keterbatasan akibat wabah virus corona baru tak menghentikan langkah UGM untuk terus berinovasi untuk tetap mengabdi kepada masyarakat tak terkecuali dalam penanggulangan pandemi.
“Pandemi telah mempercepat perubahan di semua lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan tinggi. Perubahan tidak perlu ditolak, tetapi justru kita manfaatkan untuk berinovasi dan memimpin pembangunan SDM unggul,” papar Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, saat menyampaikan pidato berjudul Kepemimpinan dan Pengabdian UGM di Masa Pandemi Covid-19 pada puncak peringatan Dies Natalis ke-71 UGM, Sabtu (19/12).
Adaptasi Pembelajaran
Panut mengatakan pandemi Covid-19 menyebabkan terhentinya kegiatan belajar mengajar (KBM) secara luring sehingga mendorong adaptasi dan upaya resiliensi di dunia pendidikan tinggi. UGM pun merespons secara cepat kondisi darurat tersebut dengan menerapkan KBM secara daring sejak 16 Maret 2020 lalu. Penerapan KBM daring menjadi pendorong implementasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran yang sebenarnya telah diakselerasi sejak tahun 2018 melalui kebijakan penerapan pembelajaran secara bauran.
Tantangan penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi disebutkan Panut adalah pencegahan penyebaran Covid-19 baik di lingkungan kampus, sekitar kampus, maupun tempat mahasiswa tinggal dan berinteraksi sosial. Untuk itu UGM membentuk tim Satgas Covid-19 UGM untuk merespons pencegahan Covid-19.
UGM juga melakukan layanan screening Covid-19 untuk membantu Pemda DIY dan Jawa Tengah dalam proses screning Covid-19. Hingga tanggal 11 Desember 2020 UGM melalaui lab FKKMK telah menerima sampel swab nasofaring sebanyak 30.815 sampel meliputi 4.135 sampel positif dan 26.500 sampel negatif.
Pengabdian Masyarakat
Pandemi Covid-19 dikatakan Panut telah mendorong UGM untuk melakukan penekanan/perubahan pada berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya. Mitigasi bencana pandemi Covid-19 dijadikan sebagai tema dalam banyak kegiatan pengabdian masyarakat. Hingga akhir tahun 2020 KKN PPM bertema besar mitigasi pandemi berhasil diselenggarakan secara daring di 236 unit yang tersebar di 27 provinsi Indonesia dan melibatkan 5.181 mahasiswa.
Tim Disaster Response Unit (DERU) UGM juga telah mendistribusikan obat-obatan dengan total sekitar 146 ribu perlengkapan kesehatan dan lebih dari 2.500 liter handzanitiser serta disinfektan ke 497 lembaga rumah sakit, faskes pratama, dan pemda di 22 provinsi.
Penelitian dan Kemahasiswaan
Produktivitas dalam berinovasi para peneliti dan dosen UGM juga tidak surut walaupun dilanda pandemi. UGM terus beradaptasi dengan bermacam stategi dan inovasi untuk menghasilkan inovasi nyata dalam menangani dan memitigasi dampak pandemi. Hal ini tercermin selama kurun waktu 2020 UGM menghasilkan kekayaan intelektual sejumlah 605 judul yang terdiri dari 123 paten, 462 hak cipta, 10 merek, dan 10 desain industri. Dengan penambahan jumlah tersebut secara akumulatif kekayaan intelektual UGM hingga 2020 sebanyak 1.883 dengan 91 diantaranya merupakan paten telah mendapatkan sertifikat paten. Pada tahun 2020 UGM berhasil mendapatkan penghargaan peraih paten tertinggi kategori universitas dari Kemenkumham.
“UGM telah memfasilitasi 108 judul penelitian terkait penanganan dan mitigasi pandemi Covid-19. Dari hasil penelitian itu, UGM berkontribusi sebanyak 33 dari 57 (58%) purwarupa produk tercantum dalam Katalog Inovasi Karya Peneliti dan Perekayasa Kemenristek/BRIN untuk mengatasi pandemi,”urainya.
Sementara untuk membantu mahasiswa dengan keterbatasan finansial, UGM menyediakan beasiswa senilai Rp299.629.499.000 yang disalurkan kepada 13.737 mahasiswa. Pandemi Covid-19 tak membatasi UGM dalam mengembangkan karakter mahasiswa melalui berbagai program. Mahasiswa UGM pun terus mengukir prestasi di tengah pandemi. Hingga akhir November 2020 tercatat sebanyak 837 medali yang berhasil diraih dengan capaian 67 medali emas tingkat internasional, 261 medali tingkat nasional, dan 14 medali tingkat regional.
“Tahun 2020 ini UGM 4 tahun berturut mendapatkan penghargaan sebagai perguruan tinggi terbaik bidang kemahasiswaan di tanah air,” jelasnya.
Capaian Internasional
Panut menyampaikan di tengah tantangan berat menghadapi pandemi Covid-19, UGM tetap dapat mempertahanakan jaminan mutu dan kualitas penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi. Dalam penjaminan mutu eksternal UGM telah mendapatkan akreditasi dan sertifikasi internasional yang masih aktif sebanyak 38 program studi dari berbagai lembaga akreditasi internasional. Selanjutnya, UGM berhasil melakukan lompatan besar dengan menempati peringkat 254 besar dunia pada pemeringkatan tahun 2021 versi QS World University. Sementara di tingkat Asia menempati peringkat 57 dan menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Berikutnya, UGM berhasil menempati posisi 72 pada pemeringkatan Times Higher Education University Impact Ranking (SDGs), meningkat dari posisi 101-200 di tahun sebelumnya. Untuk aspek Gender Equality, UGM masuk dalam daftar 50 besar dunia dan peringkat 70 dunia dalam aspek Decent Work and Economic Growth. Di kedua aspek tersebut UGM menempati posisi pertama di Indonesia.
“Sebagai kampus yang inklusif UGM juga terus meningkatkan keramahan terhadap kelompok minoritas, terutama penyandang disabilitas dengan menyiapkan Unit Layanan Difabel bersinergi dngan UKM Difabel,” urainya.
Inovasi di Tengah Pandemi
Dalam kesempatan itu turut disampaikan orasi ilmiah berjudul Menghidupkan Kesetiakawanan Sosial di Tengah Pandemi Covid-19 oleh Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH. Dalam orasinya ia memaparkan berbagai kontribusi yang dilakukan para peneliti dan dosen UGM dalam upaya penanggulangan wabah Covid-19. Beberapa diantaranya seperti pengembangan pemodelan matematik penularan Covid-19, simulasi komputer atas bahan alam Indonesia untuk menghambat infeksi dan replikasi virus corona baru untuk mendukung pengembangan jamu, obat herbal terstandar, atau fitofarmaka, dan pengembangan rapid tes antibodi.
Selain itu, peneliti UGM terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih untuk masyarakat Indonesia. Lalu, produksi sampling kit untuk swab dan virus transport media, bilik swab, ventilator untuk pasien dengan ARDS, serta deteksi cepat virus Covid-19 bernama GeNose.
Upaya edukasi kesehatan mental juga dilakukan UGM kepada masyarakat agar terhindar dari gangguan kesehatan mental akibat pandemi. Tak hanya itu, UGM menggerakan respons psikokultural masyarakat melalui rengeng-rengeng macapat dan pupuh Maskumambang. Berikutnya, menginisiasi inovasi yang mempertemukan produsen dan konsumen secara daring akibat keterbatasan mobilitas fisik karena pandemi bernama Sonjo berhasil berkembang secara luas di luar imajinasi konvensional. Berbagai kegiatan pendampingan kepada masyarakat turut dilakukan dalam mengembangkan ketahanan pangan.
“UGM akan terus menjadi sumber ide dan model solusi untuk persoalan kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Pada acara itu juga diberikan Anugerah UGM kepada Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., serta Prof. dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. oleh Rektor UGM didampingi Ketua Dewan Guru Besar UGM.
Penulis: Ika
Foto: Firsto