Amerika Serikat akan meningkatkan kerja sama di bidang pengetahuan, teknologi, dan energi ramah lingkungan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal tersebut disampaikan staf Gedung Putih, Dr. Jason Rao, dalam kunjungan sehari ke UGM, Senin (25/1).
Menurut Rao, pihaknya akan mendorong banyak kerja sama dengan beberapa fakultas di lingkungan UGM. Bahkan, beberapa fakultas sebelumnya juga telah melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat. “Kita berupaya meningkatkan kolaborasi yang lebih luas lagi di bidang pengetahuan, teknologi, energi, dan lingkungan,” kata Rao kepada wartawan di UC Resto, Senin malam.
Menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan rencana kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia tahun ini, Rao mengatakan memang sudah direncanakan seperti yang telah disampaikan Obama kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu. Meski demikian, dirinya belum bisa memastikan apakah Obama akan datang ke Yogyakarta sebagai salah satu tujuan kunjungannya setelah Jakarta. “Karena masa kanak-kanaknya dibesarkan di Indonesia, Obama juga akan membawa anggota keluarganya untuk menengok sekolahnya dulu (SD Menteng),” jelasnya.
Selain menemui Rektor UGM, Rao juga berkesempatan meninjau Laboratorium Paleoantropologi FK UGM, dan American Corner (Amcor) UGM. Dalam kunjungannya bersama rombongan, Rao didampingi oleh staf Gedung Putih lainnya, seperti Pradeep Ramamurthy dan Schree Noor Ali serta staf Kedubes AS di Jakarta, Hugo Yon dan Wahyuni Kamah.
Dalam kunjungan ke Amcor, Rao menyempatkan diri melakukan diskusi dengan mahasiswa Kajian Amerika Serikat dan mahasiswa Amerika Serikat yang sedang belajar di UGM. Dalam diskusi tersebut, ia menjelaskan adanya kekhawatiran mahasiswa berjilbab yang akan diperlakukan diskriminatif dan dianggap teroris ketika belajar di Amerika Serkiat. “Di Amerika Serikat tidak ada diskriminasi agama sehingga jangan sampai terjadi kekhawatiran mengenakan jilbab menjadi kendala untuk belajar di Amerika Serikat,” katanya.
Rao mengatakan Pemerintah Amerika akan berupaya agar jumlah mahasiswa Amerika yang belajar di Indonesia semakin meningkat. Sebaliknya, Amerika Serikat juga mempunyai program untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang belajar di sana. “Saat ini, jumlah mahasiswa Indonesia di AS masih termasuk kecil,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)