• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar: Demokrasi Indonesia Perlu Penyeimbang

Pakar: Demokrasi Indonesia Perlu Penyeimbang

  • 24 Desember 2020, 00:16 WIB
  • Oleh: Agung
  • 15292
Pergantian Menteri, Demokrasi Indonesia Perlu Penyeimbang

Presiden Joko Widodo akhirnya merombak Kabinet Indonesia Maju. Sebanyak enam kementerian mendapat pemimpin baru dengan sebagian besar di antaranya merupakan wajah baru.

Dua kementerian yang paling banyak mendapatkan sorotan publik yakni Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) dan Kementerian Sosial (Kemensos) akhirnya memiliki pemimpin baru setelah para menteri sebelumnya tersandung kasus korupsi.

Melihat hal tersebut Pakar Politik Universitas Gadjah Mada, Abdul Gaffar Karim, sepakat bila pergantian menteri karena banyak ragam penyebab. Selain alasan dua menteri tersebut di atas, pergantian dilakukan karena ada menteri yang sering menimbulkan kontroversi.

Seperti Menteri Kesehatan, misalnya, hingga memicu konflik dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Ada juga pergantian yang dikarenakan tidak bisa menterjemahkan ide Presiden Jokowi, seperti Kementerian Pariwisata antara upaya mencari income dan mencegah sebaran pandemi Covid-19.

“Banyak ragam penyebab kenapa mereka diganti. Kalau seperti Kemenag terlihat politis sekali karena sudah mentradisi kementerian ini banyak dipegang NU tetapi sebelumnya porsi itu diberikan TNI," katanya, Rabu (23/12) melalui sambungan telepon.

Menurut Gaffar, soal pergatian kabinet ini yang terpenting adalah apakah presiden betul-betul bisa mengendalikan dan mengkoordinasikan sehingga langkah-langkah menteri-menteri baru sepenuhnya dalam kendali presiden. Sebab, soal bagus dan tidaknya tetap harus bersabar menunggu hasil kinerjanya.

“Kita belum tahu track recordnya mereka memiliki itu dulu yang dijalani tapi belum dalam kewenangan yang sekarang mereka punya. Jadi, baik tidaknya kita tunggu," ucapnya.

Yang menarik dalam pergantian kali ini, kata Gaffar, kebiasaan Presiden Jokowi memasukkan rival atau orang-orang yang dahulu mengkritisi ke dalam radar dan orbit pemerintahannya sehingga orang atau kelompok politik yang dahulu berseberangan diberikan ruang dalam pemerintahan.

“Ini di satu sisi bagus untuk efektivitas pemerintahan tetapi tidak bagus dilihat perlunya kontrol, bagaimanapun pemerintahan perlu keseimbangan untuk dikontrol," jelasnya.

Menurutnya, jika pihak-pihak yang berseberangan kini sudah masuk kabinet maka untuk pengawasan tinggal berharap pada DPR-RI dalam menjalankan fungsi chek and balances terhadap pemerintahan. Di luar itu, harapan pengawasan satunya lagi adalah kepada civil-society.

Gaffar berharap kebiasaan merangkul rival masuk ke dalam pemerintahan hanya berlaku di era Presiden Jokowi saja. Kondisi semacam ini diharapkan tidak terjadi di era presiden berikutnya, sebab bagaimanpun demokrasi perlu penyeimbang.

Ia menegaskan sistem presidensiil perlu penyeimbang yang tegas antara eksekutif dan legislatif. Jika kekuatan-kekuatan yang berseberangan seperti yang terlihat dalam relasi pilpres, misalnya, kemudian ditundukkan maka demokrasi kehilangan penyeimbang, dan ini berpotensi memunculkan pemimpin yang aristokratik.

“Ini tidak cukup bagus untuk demokrasi di Indonesia. Dengan kondisi seperti ini maka kontrol masyarakat melalui gerakan mahasiswa, kampus jangan ikut-ikut tunduk. Jangan ikut terpangku gaya politik Jokowi, harus ada suara-suara alternatif agar pemerintah tetap terawasi oleh masyarakat," tandasnya.

Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, Asean. Eng., memberikan apresiasi atas dilantiknya Prof. Edward Omar Sharif Hiariej, S.H., M.Hum sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM. Ia berharap Prof. Eddy Hiariej mampu mengemban amanah ini sebaik-baiknya dan mampu memenuhi harapan masyarakat.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : DetiksNews

Berita Terkait

  • Fakultas Filsafat UGM Kumpulkan Pakar Bahas Demokrasi Indonesia

    Sunday,14 October 2018 - 7:10
  • Fisipol UGM Kumpulkan Pakar Politik Bahas Perkembangan Politik Nasional

    Monday,01 October 2018 - 16:11
  • Demokrasi Soekarno-Hatta Relevan untuk Pengembangan Demokrasi

    Wednesday,18 January 2017 - 15:56
  • American Corner UGM Launching Buku Demokrasi

    Thursday,12 April 2007 - 15:36
  • Peringatan HUT RI ke-65 di Balairung UGM

    Tuesday,17 August 2010 - 10:40

Rilis Berita

  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung
  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual