• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM Terangkan Beda Efikasi dan Efektivitas Vaksin

Pakar UGM Terangkan Beda Efikasi dan Efektivitas Vaksin

  • 21 Januari 2021, 12:35 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 13383
Pakar UGM Terangkan Beda Efikasi dan Efektivitas Vaksin

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prof. dr. Moh. Hakimi, Sp.OG(K)., Ph.D, menerangkan perbedaan antara efikasi dan efektivitas vaksin.

Efikasi atau daya guna, terangnya, adalah hasil yang didapat dalam pengujian, pada kondisi yang ideal di mana semua faktor dikendalikan. Sementara efektivitas dilihat dari penerapan vaksin dalam kondisi nyata ketika program vaksinasi diterapkan kepada masyarakat sehingga angka efektivitas vaksin akan lebih rendah dari efikasinya.

“Dalam uji klinis tentang vaksin dosisnya tepat, penyimpanan terjamin, dan ketaatan pasien juga terjaga sehingga kondisinya ideal. Kalau sudah menjadi program ceritanya bisa lain, kalau vaksin dibawa ke puskesmas misalnya, dengan cara pemberian tidak standar akibatnya hasil guna menjadi berkurang,” terangnya, Rabu (20/1).

Lebih lanjut ia menerangkan, efikasi dapat dihitung dari angka kejadian dari kelompok yang tidak diberi vaksin dikurangi angka kejadian dari kelompok yang diberi vaksin, dibagi angka kejadian dari yang tidak diberi vaksin.

“Jadi, yang tidak diberi vaksin itu sebagai pembanding, sebagai refference category,” imbuhnya.

Hal ini ia sampaikan dalam acara Raboan Online CBMH FK-KMK UGM yang membahas tema “Covid-19 Vaccine: Ethics and Infectious Disease”. Ia memaparkan model health belief bahwa kesediaan seseorang dilibatkan dalam kegiatan promosi kesehatan dipengaruhi di antaranya oleh persepsi keseriusan masalah yang dihadapi, persepsi kerentanan, persepsi manfaat dan hambatan, dan persepsi ancaman.

Hal tersebut juga dipengaruhi oleh modiying variable yang terdiri dari variabel demografi seperti kelas sosial, gender, dan usia, serta karakteristik psikologis seperti kepribadian dan peer group pressure.

Berkaitan dengan program vaksinasi, salah satu strategi yang menurutnya perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan terkait keseriusan dari Covid-19 dan dampaknya, serta manfaat yang didapatkan dengan vaksinasi.

“Orang akan mau divaksin kalau dia bisa melihat bahwa manfaatnya itu besar,” kata Hakimi.

Ia menambahkan bahwa saat ini banyak beredar informasi palsu atau hoaks, yang jika tidak disikapi secara hati-hati dapat memengaruhi persepsi masyarakat. Karena itu misinformasi yang muncul perlu segera dikoreksi.

Dalam kesempatan ini, ia memberikan paparan terkait bioetika penyakit infeksi. Dalam praktik kedokteran klinik pasien dilihat sebagai korban, tapi dalam perpektif penyakit menular pasien tidak hanya menjadi korban tetapi juga vektor yang dapat menularkan penyakit ke orang lain.

“Jadi, ada kewajiban moral pasien penderita penyakit infeksi terhadap orang lain,” katanya.

Yang dibutuhkan, menurutnya, adalah menjembatani kesenjangan antara bioetika dan kesehatan masyarakat tradisional. Dalam tataran praktik, perlu perhatian lebih banyak dalam aspek kerahasiaan dan privasi, informed consent, serta paternalisme.

 

Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • Epidemiolog UGM Imbau Masyarakat Tetap Disiplin Prokes Meski Sudah Divaksin

    Wednesday,05 May 2021 - 20:31
  • Waspadai Omicron Dengan Terapkan Prokes Ketat

    Tuesday,21 December 2021 - 11:10
  • Pakar UGM: Belum Ada Urgensi Vaksin Covid-19 Booster bagi Masyarakat Umum

    Friday,03 September 2021 - 8:59
  • Pakar UGM Minta Masyarakat Berhenti Persoalkan Kehalalan Vaksin Sinovac

    Tuesday,12 January 2021 - 9:33
  • Pakar UGM: Miliki 65,3 Persen Efikasi Vaksin Sinovac Tetap Aman

    Tuesday,12 January 2021 - 9:07

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual