• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Jumlah Kasus Covid Lewati Satu Juta, Saatnya Ambil Kebijakan Serius

Jumlah Kasus Covid Lewati Satu Juta, Saatnya Ambil Kebijakan Serius

  • 29 Januari 2021, 02:01 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 8197
  • PDF Version
Jumlah Kasus Covid Lewati Satu Juta, Saatnya Ambil Kebijakan Serius

Total kasus infeksi virus corona di Indonesia telah melewati satu juta kasus, menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara yang mencapai jumlah tersebut.

Pakar epidemiologi UGM, dr. Riris Andono, menyebut bahwa jumlah ini menunjukkan penularan Covid-19 di Indonesia belum bisa dikendalikan dan karenanya diperlukan kebijakan yang lebih serius untuk mengatasi pandemi.

“Yang lebih penting adalah maknanya bagi pengendalian Covid-19, apakah jumlah ini bisa memicu kebijakan yang lebih serius untuk menekan penularan atau tidak,” kata Riris.

Ia mengungkapkan, hingga saat ini kurva pandemi di Indonesia belum mencapai puncaknya. Kurva ini sempat melandai, namun ketika mobilitas penduduk mulai dilonggarkan tingkat penularan pun terus meningkat hingga kini kapasitas rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien.

“Ini tanda kita sedang dalam periode yang menanjak tinggi, karena penularan sudah meluas di masyarakat,” ucapnya.

Pengendalian pandemi, terangnya, memerlukan kebijakan yang tegas terutama dalam pembatasan mobilitas. Ketika kondisi penularan sudah begitu masif, penerapan 3M tidak lagi cukup.

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali selama dua minggu pada 11 – 25 Januari lalu juga dirasa tidak cukup efektif untuk menekan penularan karena pada kenyataannya tingkat mobilitas masyarakat tidak banyak berubah.

Kebijakan pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan hingga pukul 19.00 menurutnya juga tidak bermanfaat jika jumlah orang yang mengunjungi tempat tersebut tidak berkurang secara signifikan.

“Yang lebih penting bukan durasinya diperpendek sedikit, tapi lebih pada seberapa banyak orang per satuan waktu yang ada di tempat tersebut,” terangnya.

Jumlah kasus yang justru meningkat selama penerapan PPKM menunjukkan bahwa kebijakan ini tidak efektif. Kebijakan yang tidak dilakukan secara maksimal bahkan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat.

“Kebijakan yang setengah-setengah hasilnya justru akan kontraproduktif. Masyarakat jadi tidak percaya dengan PPKM karena mereka lebih susah tapi ternyata kasusnya justru meningkat,” kata Riris.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, diperlukan kebijakan yang mampu menurunkan mobilitas secara masif, setidaknya hingga mencapai 70 persen.

Jika lebih dari 70 persen populasi tidak melakukan pergerakan di luar rumah selama dua minggu maka mereka yang telah tertular dapat sembuh di tempat tinggalnya sendirinya dan tidak sempat menularkan virus kepada orang lain.

“Mereka yang tinggal serumah mungkin bisa tertular, tapi penularannya akan berhenti di rumah tersebut. Baru setelah itu digencarkan lagi test and treat untuk mencari mereka yang masih memiliki kemungkinan menularkan setelah dua minggu,” papar Riris.

Lebih lanjut ia menambahkan, keseriusan pemerintah harus ditunjukkan tidak hanya dalam merancang kebijakan tetapi juga dalam imlementasinya. Meski kebijakan seperti PSBB atau PPKM terus diperpanjang tapi tanpa keseriusan dalam implementasinya maka tujuan pengendalian tidak dapat tercapai.

Pembatasan secara ketat, imbuhnya, mungkin akan menuai respons negatif dari masyarakat. Namun, langkah ini sudah dilakukan di sejumlah negara dan terbukti membuat negara-negara tersebut mampu melewati gelombang pertama pandemi.

“Kenormalan baru itu bukan berubah menjadi suatu kondisi yang tetap. Kondisi tarik ulur seperti ini, antara pengetatan dan pelonggaran, itulah new normal,” pungkasnya.

 

Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • Pakar: Ekonomi Kembali Normal Bila Pandemi Berakhir

    Wednesday,14 October 2020 - 18:42
  • Herd Immunity Sulit Terjadi

    Monday,19 July 2021 - 13:14
  • Epidemiolog UGM: Mobilitas Penduduk Harus Dihentikan Untuk Cegah Transmisi Covid-19

    Tuesday,22 September 2020 - 10:44
  • Seminar Refleksi Akhir Tahun Terhadap Kebijakan Penanganan Kemiskinan

    Thursday,30 November 2006 - 15:45
  • Departemen Teknologi Hasil Hutan Bantu Produksi Peti Jenazah Covid-19

    Thursday,22 July 2021 - 13:33

Rilis Berita

  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria
  • Mari Cegah Generasi Mendatang dari Bahaya Stunting 15 May 2022
    Kita mesti mencegah generasi mendatang dari stunting. Stunting atau p
    Satria
  • UGM Peringati Hari Pendidikan Nasional 2022 13 May 2022
    Universitas Gadjah Mada menggelar upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022. Upacara
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual