Hingga kini, pemikiran-pemikiran Sigmund Freud masih relevan. Bahkan, psikoanalisis Freud tetap berpengaruh dalam perkembangan ilmu-ilmu psikologi saat ini.
Demikian dikatakan Prof Drs Kuntjoro MBSc PhD saat Diskusi Memahami Kembalinya “Sigmun Freud†dari serial Diskusi “Great Book of The Western Worldâ€, hari Rabu (12/9) di ruang Perpustakaan Pascasarjana UGM.
Freud yang lahir di Freiberg Moravia, kata Prof Kuntjoro, adalah seorang neurolog pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Ia mempopulerkan teori motif tak sadar yang mengendalikan sebagian perilaku orang. Beberapa karya Freud, terpencar dalam banyak artikel dan buku serta dibeberapa media. Buku-buku Freud ditulis antara tahun 1890 hingga 1936.
Kata Kuntjoro, selain karya Interpretation of Dreams di tahun 1890, Freud menulis pula tentang The Psychopathology of Everyday life tahun 1904, A Case of Hysteria Three Essays of Sexualities Wit and Relation to the Unconcious tahun 1905. Selain itu ada pula karya The future of Illusion dan Civilization and Its Discontents, yaitu buku tentang kritik kemasyarakatan.
Dari karya A Case of Hysteria 1905, Freud tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria atau kini disebut sindrom konversi. Menurut Kuntjoro, penanganan pasien histeria mengarahkan pada kesadaran bahwa masalah fisik berhubungan dengan masalah intra-psikis, sperti ingatan akan peristiwa lampau yang traumatik.
“Proses intra-psikis digambarkan adanya resistensi, represi, yang terjadi karena adanya konflik antara keinginan dan keinginan lain, dan yang tidak dapat diselesaikan dengan etika, estetika, dan keyakinan personal dalam kepribadian individu. Konflik-konflik yang tidak dapat diselesaikan tersebut kemudian direpresi dari kesadaran dan dilupakan,†tandas Dosen Fakultas Psikologi UGM ini. (Humas UGM)