Peneliti UGM berhasil mengembangkan varietas kelengkeng unggul yang dinamai Kelengkeng Super Sleman.
“Keunggulan kelengkeng super sleman ini adalah memiliki ukuran buah relatif lebih besar dengan daging buah tebal dan biji kecil,” papar peneliti kelengkeng Super Sleman dari Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi S Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., Kamis (4/2).
Klengkeng ini potensial dibudidayakan mulai dari pesisir pantai hingga dataran menengah dengan ketinggian sekitar 700 dpl. Tak hanya itu, kelengkeng yang lahir dari inovasi Budi dan Yusuf Sulaiman, S.IP., ini juga dapat dikembangkan di lahan karst.
Budi menjelaskan kelengkeng Super Sleman telah dikembangkan sejak tahun 2015 silam. Kelengkeng ini berasal dari persilangan antara kelengkeng KD dengan kelengkeng LD. Sementara untuk pangkal stek menggunakan kelengkeng lokal.
Selain itu, kelengkeng jenis ini memiliki cita rasa manis dengan kadar gula 22-23 brix. Berat perbuah mencapai 9,74-10 gram. Adapun diameter biji 1,1-1,3 cm dan berat biji 0,96-1,53 gram.
Ditambahkan Budi, varietas kelengkeng Super Sleman ini dapat berbuah sepanjang waktu atau tidak terpengaruh musim dengan pemberian induksi fitohormon/POC untuk pembungaan dan pembuahan. Dalam sekali panen dari satu pohon berusia 2 tahun bisa mencapai 2-4 Kg dan 3 tahun 4-6 Kg.
“Setelah umur 4 tahun akan mencapai 10-25 kg/pohon tergantung jumlah pembungaan dan penyerbukan menjadi buah,” terang Dekan Fakultas Biologi UGM ini.
Kelengkeng Super Sleman ini memiliki pangsa pasar yang luas untuk dibudidayakan. Varietas ini juga telah lama dibudidayakan oleh masyarakat binaan Fakultas Biologi UGM di Condongcatur Sleman Yogyakarta, Kemadang Gunungkidul, Hargowilis KulonProgo, serta Balikpapan Kalimantan Timur.
Penulis: Ika