Tidak adanya dialog terbuka yang didasari rasa saling menghormati dan toleransi dinilai menjadi penghambat kerja sama yang lebih erat antarkelompok agama. Agama-agama di dunia cenderung menganggap dirinya menjadi ajaran yang paling benar dan tidak membuka ruang dialog antarkepercayaan
“Kurangnya dialog menjadi penghambat terciptanya hubungan antaragama yang lebih baik. Apalagi, peran kelompok fundamentalis agama di dunia kini justru lebih dominan,†ungkap Dr Peter Waterworth, peneliti dari Universitas Deakin, Australia, dalam acara symposium internasional mengenai spiritualitas anak muda Indonesia dan Australia, Rabu (12/9) di Ruang Auditorium MM UGM.
Acara yang di fasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) ini, selain menghadirkan Dr Peter Waterworth, tampil juga Prof Dr Ahmad Mursyidi selaku Ketua Forum Umat Muslim Indonesia. Ikut juga memberi sambutan sekaligus membuka acara Prof Dr Irwan Abdullah, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UGM.
Menurut Peter, peran kelompok fundamental, baik di Islam, Kristen maupun Yahudi, justru lebih dominan dari peran kaum moderat di ketiga agama besar itu. Padahal, kata Peter Waterworth, kalangan moderatlah yang mampu menjalin dialog antaragama karena mereka lebih toleran.
“Saya pikir, untuk membangun kerja sama antarmasyarakat yang berbeda agamanya, terutama yang memegang teguh ajarannya, pertama adalah saling mendengar, kedua saling memahami, saling menghormati dan bersikap toleran,†katanya.
Masyarakat tidak bisa menghapus kaum fundamental di setiap agama. Dalam sejarahnya, kelompok ini selalu ada dan menganggap mereka sebagai penjaga kemurnian ajaran masing-masing agama. Sayangnya, kata Peter Waterworth, kepercayaan itu disertai dengan sikap tidak mau mendengar dan menganggap kelompok lain salah. Karena itu, dia mengajak kalangan moderat di masing-masing agama untuk mulai memahami dan mengajak dialog kalangan fundamentalis.
“Memahani fundamentalisme adalah langkah penting dalam mengkampanyekan kerja sama antarbudaya. Kita seharusnya tidak menyerah dalam upaya ini dan yang penting semua pihak saling bekerja sama.â€
Prof Dr Ahmad Mursyidi selaku Direktur Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya, UGM yang juga Ketua Forum Umat Muslim Indonesia mengatakan, tugas umat beragama adalah mencari kesamaan dan tidak mengedepankan perbedaan.
“Dalam sejumlah hal-hal yang prinsip kita memang berbeda, tetapi kita memiliki banyak kesamaan dimana dalam hal itu kita bisa saling bekerja sama dengan baik. Itulah caranya jika kita ingin menghargai perbedaan,†ujarnya. (Humas UGM)