Semenjak mendapat izin edar pada 24 Desember 2020 lalu, alat deteksi GeNose UGM kini sudah beroperasional di beberapa lokasi. Selain di beberapa stasiun, seperti Stasiun Tugu Yogyakarta dan Stasiun Pasar Senen Jakarta, masyarakat yang ingin tes dengan GeNose UGM kini dapat mengunjungi beberapa rumah sakit di Yogyakarta.
“GeNose bisa ditemui di RS Bhayangkara Yogyakarta dan RSUP dr. Sardjito untuk yang sudah operasional. Untuk yang akan operasional bisa dinantikan di RSA UGM, RS DKT Dr. Soetarto, RSPAU dr. S. Hardjolukito, dan RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Bantul,” ungkap dr. Dian Kesumapramudya Nurputra, Sp.A., M.Sc., perwakilan Tim Pengembang GeNose UGM, Selasa (9/2).
Lalu, mengenai tarif yang dikenakan kepada tiap orang yang tes dengan GeNose, Dian menyebut tergantung dari masing-masing lokasi yang menentukannya. Ia menyebut pihaknya tidak menetapkan tarif khusus ketika berkerja sama dengan instansi untuk pemasangan GeNose. “Dari KAI kemarin untuk sekali tes biayanya Rp20.000. Sementara yang lain kurang tahu, tetapi kisarannya paling Rp20.000 hingga Rp50.000 saja,” terangnya.
Dian menerangkan untuk rencana kedepan pihaknya berupaya agar GeNose ini bisa digunakan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia, utamanya yang bergerak di alur penanganan Covid-19. “Untuk memasukan GeNose di alur penanganan covid memang tidak mudah dan membutuhkan penelitian lebih lanjut serta validasi eksternal. Kini kami masih berjuang untuk hal itu,” paparnya.
Oleh karena itu, Dian berharap dukungan dari instansi berwenang serta masyarakat agar proses tersebut berjalan lancar.
“Tes menggunakan GeNose itu sifatnya murah, tidak invasif, dan mudah. Maka dari itu, GeNose sangat diperlukan untuk melakukan skrining Covid-19. Dengan hal itu kita bisa mendeteksi kasus positif dengan cepat sehingga bisa melakukan penanganan, seperti isolasi lebih awal,” pungkasnya.
Penulis: Hakam