UGM bersama Kagama menggelar sarasehan daring dalam rangka menyapa alumni di Britania Raya pada Sabtu (13/2) malam. Sarasehan ini bertujuan untuk bersilaturahmi serta berbagi gagasan dan pemikiran terkait peran strategis alumni dalam memajukan UGM sebagai world class university. Selain mengundang alumni UGM di Britania Raya, acara ini juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Inggris yakni Dr. Desra Percaya.
Acara diawali dengan cerita dari I Wayan Gunawan, perwakilan alumni UGM di Britania Raya. Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada wadah resmi bagi para alumni, baik yang berdomisili maupun yang meneruskan pendidikan, di negara-negara Britania Raya. Baru pada akhir tahun lalu, salah seorang alumni berinisiatif untuk membentuk obrolan grup yang dinamai ‘Kagama UK’.
“Awalnya yang diajak teman-teman mahasiswa, baru kemudian para alumni yang berdomisili bergabung. Total sekarang sudah sekitar 37 orang yang bergabung. Namun, ini belum resmi karena memang belum disahkan seperti komunitas-komunitas kagama lainnya,” terangnya.
Meskipun demikian, Wayan menyatakan bahwa pihaknya antusias untuk bergerak dalam nama Kagama. “Dengan sarasehan ini, semoga menjadi awal bagi kami untuk bisa guyub rukun lan migunani seperti slogan Kagama selama ini,” ujarnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., menyambut baik upaya tersebut. Menurutnya, peran alumni selalu penting bagi peningkatan reputasi UGM. Reputasi tersebut penting, selain sebagai kebanggaan nasional, juga dapat memiliki daya tawar ketika mengajukan kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga papan atas di kancah internasional.
“Reputasi itu dibangun melalui pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga eksternal. Salah satu poin dalam pemeringkatan itu dinilai dengan survei dan penilaian keberdampakan dari para alumninya,” ungkapnya.
Selain itu, Panut juga mengungkapkan bahwa para alumni selama ini juga berkontribusi dengan perhatiannya kepada adik-adik mahasiswa yang sedang berkuliah di UGM. Melalui berbagai kegiatan serta dukungannya, mereka berperan dalam membantu membentuk karakter dari adik-adik mahasiswa UGM.
“Oleh karenanya, saya berharap para diaspora, baik yang menetap maupun yang belajar di Britania Raya, untuk terus bersinergi dalam memberikan kontribusi-kontribusinya untuk kemajuan bangsa kita. Belajar dari negara-negara yang lebih maju, peran diaspora itu sangat penting dalam mempelajari, menguasai, dan mengambil ilmu dari negara tempatnya berdomisili untuk kemajuan negara asalnya,” pintanya.
Sementara itu, melihat sinergi yang dibangun UGM dengan alumninya, Desra merasa iri. Hal itu karena para alumni dari UGM, meskipun sudah berkiprah di mana-mana, tetapi tidak pernah melupakan almamaternya. Terlebih, ia mengungkapkan bahwa meskipun dirinya bukan alumni UGM, tetapi kedua anaknya serta saudaranya merupakan Kagama.
Lebih lanjut, Desra mengaku selama ini merasa nyaman ketika melakukan kerja bersama dengan alumni UGM di manapun itu. Menurutnya, hal itu karena soft power dari para alumni UGM itu yang membuatnya tidak merasa terprovokasi ataupun tersaingi. Namun, ia malah merasa dirangkul ketika bekerja dengan mereka.
Oleh karena itu, Desra, mewakili KBRI London, akan selalu mendukung upaya untuk mempererat persaudaraan dengan orang-orang Indonesia yang berada di Britania Raya, termasuk Kagama, baik diaspora maupun para ahli dan peneliti.
“Kami akan mendukung dan memfasilitasi kegiatan apapun yang diusulkan Kagama. Kami yakin bahwa kegiatan itu pasti positif karena niatnya juga baik. Ini sudah merupakan tugas kami,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar Pranowo, selaku Ketua PP Kagama, menjelaskan bahwa basis dari Kagama ini, seperti namanya, merupakan kekeluargaan. Oleh karenanya, suasana yang dibangun dalam Kagama ini, menurutnya, dijalankan dengan bahagia dan asik-asik saja, tentu dengan tetap berkontribusi kepada bangsa.
“Saya pernah ngobrol bersama alumni-alumni universitas lain dan mereka tanya ‘AD/ART Kagama itu apa kok bisa aktif sekali ?’. Saya jawab AD/ART itu tidak ada bunyinya. Isinya cuma tulisan saja, jadi tidak bisa mengaktifkan. Pesan saya, kita jangan kaku-kaku, namanya juga keluarga. Hal yang penting yakni silaturahmi serta komunikasi saja tetap dijaga,” pungkasnya.
Penulis: Hakam