Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) UGM meluncurkan program unggulan yang dinamakan Sekolah Pasar Desa. Peluncuran ini dilakukan pada acara Seminar Nasional “Strategi Penguatan Ketahanan Ekonomi Desa di Era Normal Baru” yang diselenggarakan secara daring, Selasa (16/2).
“Di tengah pandemi banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pasar. Berangkat dari itu kami dari PSEK mengembangkan pasar sebagai salah satu bagian penting, sebagai simbol demokrasi ekonomi dan simbol ekonomi kerakyatan di Indonesia,” ucap Dr. Hempri Suyatna, anggota Tim Ahli PSEK UGM.
Pasar, terangnya, merupakan tempat strategis yang menjadi simpul perekonomian rakyat. Sektor pertanian dan jasa juga bergantung pada eksistensi pasar desa.
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 14 Tahun 2020, pasar desa disebut memiliki tiga fungsi bagi masyarakat desa, meliputi sebagai penggerak roda ekonomi desa yang mencakup bidang perdagangan, industri ataupun jasa.
Pasar desa juga memiliki fungsi sebagai ruang publik karena pasar desa sebagai pasar tradisional bukan sekadar menjadi tempat jual beli tetapi juga ruang bertemunya warga desa dalam menjalin hubungan sosial. Fungsi ketiga adalah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Desa
Hempri mengungkapkan, di masa pandemi pasar menghadapi sejumlah tantangan, di samping mengalami kerentanan terhadap penularan Covid-19, juga kerentanan terhadap ancaman globalisasi dan liberalisasi yang mengancam eksistensi pasar sebagai roh perekonomian rakyat.
“Pasar desa di tengah kepungan liberalisasi, globalisasi, dan pandemi tidak dibiarkan berjuang sendiri. Kita harus mengupayakan keberpihakan negara dan juga perguruan tinggi terhadap eksistensi pasar,” imbuhnya.
Sekolah Pasar mengelompokkan potensi dan masalah yang dihadapi oleh pasar rakyat dalam tiga aspek yakni intelektual atau sumber daya manusia, institusional atau kelembagaan, dan material atau sarana prasarana, teknologi, bisnis, dan hal lainnya.
Sekolah Pasar sendiri adalah program yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas pasar rakyat dalam tiga aspek tersebut. Kegiatan utama dalam program ini adalah penelitian, pendampingan, dan. pelatihan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, menyambut baik penyelenggaraan seminar nasional sekaligus peluncuran Sekolah Pasar Desa oleh PSEK UGM.
Kegiatan ini, terangnya, menunjukkan bahwa penguatan ketahanan ekonomi di desa di era normal baru tidak bisa dilakukan tanpa kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, UMKM dan industri, serta seluruh komponen masyarakat.
“Mudah-mudahan ini menjadi momentun bagi kita untuk saling bersinergi dan saling memberi masukan apa yang dapat kita perbaiki, sehingga Indonesia dapat mencapai kemajuan,” ungkapnya.
Seminar Nasional ini sendiri diselenggarakan sebagai sarana berbagi pengalaman antara akademisi di perguruan tinggi, praktisi pembangunan baik di pemerintah pusat, daerah, dan desa, dunia usaha, masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pengembangan ekonomi masyarakat desa.
Dalam seminar ini didiskusikan efektivitas program pembangunan berkaitan dengan penguatan daya tahan sektor-sektor ekonomi di kawasan perdesaan, dengan penyampaian materi oleh sejumlah narasumber seperti Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si, dan Bupati Kulon Progo Drs. H. Sutedjo.
Penulis: Gloria