Dari sudut pandang eksekutif perusahaan, beberapa kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan program opsi saham memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan. Media yang dipergunakan adalah informasi laba. Dengan menurunkan laba perusahaan (bad news) menjelang pengumuman program opsi, para eksekutif perusahaan akan memperoleh harga pengambilan hak atas saham perusahaan yang rendah. Fenomena ini terjadi karena penurunan kinerja akan direspon oleh pasar modal melalui penurunan harga pasar saham perusahaan. Tindakan para eksekutif tersebut didasarkan pada beberapa alasan, yaitu pertama mereka tidak ingin mengalami kerugian namun disisi lain kepercayaan investor tetap terjaga dengan tetap mensukseskan pelaksanaan program opsi saham. Kedua, mereka memiliki peluang melalui tahapan-tahapan yang ada dalam pelaksanaan program opsi saham. Ketiga, mereka memiliki informasi privat dan peluang untuk menyampaikan asimetri informasi.
Demikian dikatakan Drs Ida Bagus Putra Astika MSi, saat melaksanakan ujian terbuka program doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (17/9). Promovendus, yang dosen Fakultas Ekonomi Udayana Bali ini, mempertahankan desertasi “Perilaku Oportunistik Eksekutif Dalam Pelaksanaan Program Opsi Sahamâ€, dengan bertindak selaku promotor Prof Dr Mas’ud Machfoedz MBA dan ko-promotor Prof Dr Slamet Sugiri MBA.
Dikatakan Ida Bagus Putra Astika, untuk meningkatkan nilai kepemilikannya (return ekspektasi atas opsi saham yang telah dimilikinya), para eksekutif mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dengan melaporkan laba perusahaan lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga harga pasar mengalami peningkatan. “Kondisi sama akan dilakukan eksekutif perusahaan pada saat akan merealisasi return saham dari saham yang diperolehnya dalam program opsi saham melalui penjualan saham,†ujar pria kelahiran Kelungkung,18 Juli 1958 ini.
Selain itu, Ida Bagus mengungkapkan opsi saham mengandung potensi nilai yang sangat ekonomis. Potensi nilai opsi saham ini akan mulai terlihat setelah dihibahkan.
Secara psikologis, katanya, sebagai pemegang opsi para eksekutif perusahaan ingin supaya opsi saham yang dimilikinya mengandung nilai. Untuk mencapai maksud tersebut, mereka dapat melakukan dua hal, yaitu dengan meningkatkan kinerja atau melakukan manajemen laba.
“Manajemen laba terjadi ketika para eksekutif mengatur pelaporan keuangan dengan menstruktur transaksi sehingga mengubah laporan keuangan. Tujuannya adalah, memanipulasi besaran (magnitude) laba yang dilaporkan kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian yang tergantung pada angka-angka akuntansi,†tambah suami Ida Ayu komang Wartini ini.
Mengutip pendapat Sugiri, lebih lanjut Ida Bagus Putra Astika menjelaskan, salah satu motivasi manajemen laba adalah mengelabui kinerja ekonomi yang sebenarnya, dan itu dapat terjadi karena ketidaksimetrian informasi antara manajemen dan pemegang saham perusahaan. “Adanya hubungan antara manajemen laba dengan pemilihan metoda akuntansi, maka manajemen laba dapat diartikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain†dengan komponen akrual diskresioner (discretionary accrualy) dalam menentukan besarnya laba laporan (earnings),†tandas ayah dari Ida Ayu Ariputri Adnyani, yang dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan sekaligus memperoleh gelar doktor bidang ilmu akuntansi dari UGM. (Humas UGM)