• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar Nutrisi dan Gizi UGM : Status Gizi Faktor Penting Sistem Imun

Pakar Nutrisi dan Gizi UGM : Status Gizi Faktor Penting Sistem Imun

  • 23 Februari 2021, 10:15 WIB
  • Oleh: Agung
  • 10848
Pakar Nutrisi dan Gizi UGM : Status Gizi Faktor Penting Sistem Imun

 
 
Fast traslate
Icon translate

Mayoritas negara-negara di dunia baru-baru ini melaporkan penurunan angka penularan kasus baru Covid-19, termasuk Indonesia. Beberapa faktor diduga berkontribusi terhadap penurunan angka Covid-19, di antaranya kepatuhan masyarakat mentaati protokol kesehatan, taat menjalankan kebijakan PSBB atau PPKM. Selain itu, juga telah dilaksanakan program vaksin, undertesting di beberapa daerah, serta perubahan perilaku masyarakat dalam meningkatkan sistem imun melalui pola hidup sehat seperti diet seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.

Menurut pakar nutrisi dan gizi UGM, Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes., meski terjadi penurunan tetapi hingga saat ini belum bisa dijelaskan sebab kausal mengapa angka penularan kasus Covid-19 tersebut mengalami penurunan. Meski begitu masyarakat diharapkan tidak boleh lengah dengan berita baik ini dan tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan menjaga sistem imun salah satunya dengan melalui pemenuhan gizi yang baik.

“Hal ini dikarenakan virus Covid-19 terus bermutasi seiring penyebarannya dan meskipun vaksin telah ditemukan, keefektivitasannya terhadap varian yang baru masih belum diketahui," katanya di FKKMK UGM, Selasa (23/2).

Menurutnya, bagaimanapun sistem imun berperan melindungi host (dalam hal ini manusia) dari infeksi agen baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Status gizi merupakan faktor penting pada sistem imun, apabila gizi seseorang berkurang maka akan mengalami penurunan fungsi imun karena kurang asupan energi dan zat gizi makro dan/atau defisiensi zat gizi mikro.

“Selain itu, pada masa infeksi akan terjadi peningkatan kebutuhan energi yang berarti kita harus meningkatkan asupan untuk aktivasi sistem imun optimal," tuturnya.

Dijelaskannya, asupan gizi yang adekuat dibutuhkan sel untuk berfungsi optimal, termasuk pada sistem imun. Prinsip pemenuhan gizi yang baik adalah nutrisi makanan yang dikonsumsi harus dapat menenuhi kebutuhan orang tersebut.

Nutrisi dalam hal ini mencakup zat gizi makro dan mikro yang dapat diperoleh dari konsumsi makanan yang cukup dan bervariasi. Sayangnya, asupan gizi yang baik cenderung belum dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang dikarenakan faktor sosial ekonomi, ketersediaan bahan makanan yang tidak merata, dan kurangnya edukasi terkait gizi yang baik.

Dalam situasi saat ini, masyarakat diharapkan bisa mencukupi dengan standar gizi yang sederhana. Gizi sederhana ini adalah dengan kecukupan mengonsumsi makanan sesuai tumpeng gizi seimbang, dengan menekankan pada diet tinggi buah dan sayur, yaitu zat-zat gizi spesifik semisal vitamin C, E, A dan lain-lain yang terkandung dalam sayur dan buah yang berperan langsung dalam berbagai kegiatan sistem imun.

“Asupan serat yang sering kali masih kurang di masyarakat kita perlu diperhatikan karena serat adalah sumber prebiotik yang merupakan makanan untuk mikrobiota baik (probiotik) pada sistem pencernaan. Kondisi keseimbangan bakteri pada sistem saluran cerna dapat mengirimkan sinyal dan mempengaruhi sistem imun tubuh,"ucapnya.

Selain menerapkan pola gizi seimbang, kata Toto, pola hidup lain yang perlu diperhatikan di antaranya adalah menerapkan pola aktivitas fisik di tengah anjuran WFH, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik sedang minimal 30 menit per hari. Demikian pula dengan mengonsumsi suplemen zat gizi mikro seperti zinc, selenium, vitamin C, D untuk menjaga sistem imun, di samping menerapkan praktik higiene sanitasi yang baik.

Pemenuhan gizi, baik zat gizi makro maupun mikro dapat diperoleh dari beragam bahan makanan yang tidak harus mahal. Dicontohkan seperti protein merupakan zat gizi yang seringkali masyarakat kurang adekuat dalam mengonsumsinya karena persepsi hanya dapat diperoleh dari daging sapi, padahal dapat diperoleh dari telur dan sumber nabati seperti tahu dan tempe tempe. Sumber karbohidrat selain dari nasi dapat juga dari singkong, umbi-umbian, jagung.

Demikian pula dengan vitamin C tidak harus dari jeruk atau lemon, tapi kandungan vitamin C yang sama dapat ditemukan di buah pepaya yang lebih terjangkau. Kandungan Zinc pada tahu adalah sebanyak 72 persen  kandungan pada daging sapi per 100 gram, dan zinc ini dapat menghambat sintesis dan replikasi virus, serta meningkatkan sistem pertahanan tubuh.

“Konsumsi ikan laut juga sangat disarankan sebagai alternatif bahan pangan terjangkau karena kandungan protein dan asam amino esensial, serta asam lemak  yang dapat bersifat anti-viral melalui pencegahan replikasi virus," jelasnya.

Ditandaskan Toto yang tak kalah menarik untuk diperhatikan adalah metode pengolahan bahan makanan/ minuman yang bisa berpengaruh terhadap kandungan zat gizi makanan. Secara umum, memasak suatu bahan makanan terutama sayur/ buah dapat mempengaruhi beberapa zat gizinya, sebagai contoh kandungan vitamin C dan B akan rusak/ berkurang saat dipanaskan.

“Untuk itu sangat dianjurkan dengan cara dikukus daripada direbus. Apabila memasak dengan cara menumis/ berkuah, dianjurkan mengkonsumsi airnya. Saat memasak daging atau ikan masaklah sampai matang namun jangan sampai overcook untuk menghindari hilangnya/ terurainya nutrisi,"tandasnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Hello Sehat

Berita Terkait

  • FK-KMK UGM Adakan Talkshow Kesehatan “Memotret Budaya Makan: Dari Mitos Sampai Fakta Kesehatan”

    Friday,30 September 2022 - 13:36
  • FK UGM Adakan Seminar ‘Current Update in Nutrition 2016’

    Wednesday,10 February 2016 - 10:11
  • Pemberian Formula Berbahan Keong Sawah, Tempe, dan Daun Kelor Mampu Kurangi Malnutrisi Pasien Hemodialisis

    Tuesday,07 December 2021 - 20:07
  • Susu Berperan pada Sistem Imun Tubuh

    Wednesday,29 November 2017 - 16:31
  • Pemberian Sinbiotik Dapat Tingkatkan Status Gizi Anak Stunting

    Thursday,17 March 2022 - 15:17

Rilis Berita

  • Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada Jalin Kerja Sama 31 March 2023
    Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada mempererat kerja sama. Keduanya sepakat bek
    Agung
  • Mahasiswa FEB UGM Juarai Kompetisi Bisnis Asia Pasifik 2023 31 March 2023
    Tim Gama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menyabet gelar juara pertama dalam
    Ika
  • FTP UGM Luncurkan 3 Buku Ragam Kudapan Nusantara 31 March 2023
    Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengk
    Agung
  • UGM dan BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama Peningkatan Kompetensi SDM 31 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sa
    Gusti
  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual