Yogya, KU
Ketua Dewan Pembina Forum Rektor Indonesia Prof Dr Sofian Effendi, MPIA sangat menyanyangkan dengan dikeluarnya Perpres No 77 tahun 2007 yang memasukkan bidang pendidikan sebagai salah satu bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal asing.
“Terbitnya Perpres ini, pemerintah secara sadar maupun tidak telah merombak total paradigma pendidikan nasional. Pendidikan tidak lagi dipandang sebagai kewajiban konstitusional pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, †ujar Prof Dr Sofian Effendi, MPIA kepada wartawan, Senin (17/9) di Magister Kebijakan Publik (MSK) UGM.
Perubahan paradigmatik ini, terang Sofian akan membawa konsekuensi pada pengelolaan pendidikan nasional. Pendidikan dijadikan bidang usaha terbuka untuk penaman modal luar negeri, walaupun dengan pembatasan modal luar negeri sebesar 49 persen. Kemudian, lembaga penyedia layanan pendidika formal dan pendidikan non formal milik negara harus berbentuk badan hukum privat yang terpisah dari birokrasi pemerintah.
Sofian menilai dengan adanya keterbukan penaman modal asing di bidang pendidikan ini, dikawatirkan akan hilangnya penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada anak peserta didik.
“Jika semua pendidikan asing diiperbolehkan mendirikan pendidikan maka siapa yang akan bertanggungjawab menanamkan nilai-nilai bangsa seperti nasionalisme, cinta tanah air. Jelas kebijakan ini mempunyai implikasi terhadap nasib bangsa ke depan, †tutur Sofian berapi-api.
Liberalisasi pendidikan sendiri tambah sofian, akan membawa dampak negatif lain seperti penjualan gelar dan ijazah, pendirian sekolah oleh kelompok-kelompok yang bertentangan dengan kepentingan nasional, pembajakan hak kepemilikan intelektual, serta kegiatan-kegiatan negatif lain dalam bidang pendidikan.
“Jangan-jangan ketika kita terlena dengan pendidikan asing, tapi dalam 5-10 tahun mendatang akan lahir generasi yang anti demokrasi, marakny pendidikan teologi politik yang menyesatkan, serta tidak menutup kemungkinan indonesia melahirkan para perakit bom yang handal karena adanya didikan para teroris,†katanya. (Humas UGM)