• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Bisnis Pangan dan Kesehatan Paling Potensial di Masa Pandemi

Bisnis Pangan dan Kesehatan Paling Potensial di Masa Pandemi

  • 24 Februari 2021, 13:58 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 25461
Bisnis Pangan dan Kesehatan Paling Potensial di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek dalam kehidupan masyarakat, termasuk mengubah pola konsumsi serta bagaimana masyarakat mendapatkan produk kebutuhan sehari-hari. Merespons pergeseran ini, banyak orang mulai melirik peluang usaha yang dapat berkembang tidak hanya pada masa pandemi seperti saat ini, tetapi hingga tahun-tahun mendatang.

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) UGM, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A., menyebut usaha di bidang pangan, terutama sektor pengolah produk pertanian menjadi pangan olahan, serta bidang kesehatan, menjadi yang paling potensial untuk berkembang.

“Potensi konsumennya tidak pernah habis,” ucapnya, Rabu (24/2).

Sejak awal perkembangan pandemi dan penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, bisnis di bidang makanan dan juga kesehatan terbukti mampu bertahan. Tidak sekadar mampu bertahan, menurut Catur sektor usaha ini juga bahkan cenderung tidak mengalami penurunan omzet yang signifikan jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.

“Untuk non-makanan dan non-kesehatan sangat berat, karena permintaan konsumen menurun drastis,” ucapnya.

Pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat ramai-ramai membatasi aktivitas di luar rumah memang membuat sejumlah pengusaha kehilangan konsumen dalam jumlah yang signifikan.

Tidak sedikit pengusaha yang akhirnya memutuskan untuk menutup usaha karena tidak memperoleh pemasukan sehingga tidak mampu membayar gaji karyawan atau biaya sewa untuk tempat yang digunakan berjualan.

Kondisi ini dialami baik oleh UMKM maupun usaha menengah dan besar. Meski demikian, menurut Catur, UMKM terlihat lebih mampu bertahan dibandingkan dengan usaha yang lebih besar di sektor usaha yang sama.

Usaha kecil di bidang makanan, misalnya, bisa bertahan mengingat banyak rumah tangga tetap memerlukan makanan, namun karena penghasilan yang menurun maka mereka cenderung mengurangi belanja di usaha menengah dan besar ke usaha yang di bawahnya.

“Ibaratnya mengurangi makan di restoran mewah, pindah ke yang lebih sederhana,” jelasnya.

Untuk itu, usaha dalam skala kecil tetap memiliki peluang untuk berkembang di masa pandemi. Menurut Catur, UMKM yang fleksibel dalam jenis usahanya akan lebih bisa bertahan di masa pandemi dan masa setelahnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, sejumlah inovasi yang saat ini mulai dilakukan oleh UMKM seperti menggunakan teknologi pemasaran secara daring serta teknologi pengawetan untuk produk makanan seperti vacuum pack, merupakan upaya adaptasi yang baik dan dapat dicontoh oleh banyak pelaku usaha.

“Kedua hal ini bisa mempertahankan bahkan meluaskan pasar produk UMKM,” kata Catur.

Ia menambahkan, bagi masyarakat yang hendak memulai usaha tertentu, menurutnya terdapat dua hal yang perlu menjadi pertimbangan, yaitu keunikan produk yang akan dihasilkan atau dijual, serta potensi pasar yang harus bisa dijangkau.

 

Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • Teknologi Pengolahan Pangan dan Penjualan Online Perlu Didorong di Tengah Masa Pandemi

    Wednesday,17 June 2020 - 7:16
  • Menjaga Semangat Wirausaha di Tengah Pandemi

    Saturday,27 June 2020 - 17:02
  • Fakultas Biologi UGM Berdayakan Masyarakat Sleman di Masa Pandemi

    Thursday,13 August 2020 - 14:53
  • Pakar UGM Prediksi Situasi Ekonomi Bila Pandemi Masih Berkepanjangan

    Wednesday,23 December 2020 - 8:03
  • DTPB UGM Resmikan Rumah Pangan Untuk Tingkatkan Produktivitas UMK Warga Selopamioro Bantul

    Thursday,27 January 2022 - 10:17

Rilis Berita

  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti
  • Kembali ke Kampus, UGM Harap Geliat Wisata Religi Tanara Serang Terus Menguat 02 February 2023
    Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unit Serang, Bant
    Ika
  • 2023 Asian Conference on Fish Models for Disease Berakhir, Herman Spaink Ungkap Harapannya agar Penelitian Tetap Berkelanjutan 02 February 2023
    Perkembangan bidang studi biologi menjadi kontributor besar bagi dunia kesehatan, khususnya dalam
    Satria
  • SDG's Series #85: Strategi Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Melalui Perencanaan Pembangunan Daerah 02 February 2023
    Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Develo
    Satria

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual