Universitas Gadjah Mada bersama Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, University of Warwick, Coventry University, dan University of Nottingham berkolaborasi membentuk UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).
Konsorsium ini didirikan untuk membangun resiliensi global melawan pandemi. Perwakilan dari keenam perguruan tinggi melakukan penandatanganan nota kesepahaman pada Indonesia-UK Interdisciplinary Sciences Forum yang berlangsung Kamis (25/2).
“UKICIS didirikan pada Agustus tahun lalu. Saat itu saya menyampaikan bahwa UGM bangga bisa menjadi salah satu pendiri bersama rekan kami di IPB, ITB, Coventry University, Nottingham University, dan Warwick University,” terang Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.
Panut menuturkan, UKICIS telah bekerja untuk merespons perkembangan terkini seputar COVID-19 dan isu strategis lainnya yang dihadapi Indonesia, Inggris, dan dunia.
Forum yang diselenggarakan oleh UKICIS dan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris ini sendiri digelar untuk membahas perkembangan terkini terkait kemunculan varian baru virus COVID-19 serta terkait vaksin COVID-19.
Forum tersebut mengumpulkan pakar dari Inggris maupun Indonesia untuk membagikan praktik baik serta tantangan di kedua negara dalam tiga tema utama.
Tema tersebut meliputi kesadaran publik akan mutasi dan varian virus COVID-19, penguatan kebijakan track and trace untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari varian baru, serta efikasi vaksin terhadap varian virus baru. Salah satu pakar yang diundang dalam forum ini adalah Guru Besar Fakultas MIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si.
Rektor UGM beserta perwakilan dari perguruan tinggi lainnya mengikuti forum ini secara daring untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman serta peluncuran laman UKICIS. Rektor UGM menerangkan, kolaborasi antara perguruan tinggi di Indonesia dan Inggris telah berlangsung cukup lama.
Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini, ia yakin bahwa ikatan di antara perguruan tinggi ini akan semakin kuat dan semua pihak akan mampu untuk mentransformasi perjanjian kerja sama ke dalam kolaborasi yang nyata dan membawa dampak.
“Pendirian UKICIS akan memperkuat kolaborasi yang telah berlangsung baik. Dan lebih spesial lagi karena UKICIS didukung oleh diaspora Indonesia yang bekerja di perguruan tinggi di Inggris,” kata Rektor.
Penulis: Gloria