• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Hujan Es Akibat Fenomena Alam

Pakar UGM: Hujan Es Akibat Fenomena Alam

  • 04 Maret 2021, 05:58 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 13861
Hujan Es Melanda DIY, Pakar UGM: Hasil Fenomena Alam

Kawasan  DIY diguyur hujan lebat disertai dengan butiran es sebesar biji kelereng pada hari Rabu (3/3). Kawasan Tugu Kota Yogyakarta dan Turi Sleman merupakan dua lokasi yang dilanda hujan es yang terjadi pada saat siang hari. Meski durasi tidak begitu lama, namun fenomena hujan es tersebut menarik perhatian warga yang mengabadikan momen jatuhnya butiran es dari atas langit.

Melihat fenomena hujan es, pakar klimatologi UGM, Dr. Emilya Nurjani, mengatakan hujan es atau sering disebut hail merupakan hasil dari pembentukan awan Cumulonimbus yang tumbuh vertikal melebihi titik beku air. Awan ini tumbuh di ketinggian sekitar 450 mdpl hingga bisa mencapai 10.000 mdpl pada saat masa udara dalam kondisi tidak stabil. “Awan bagian bawah (awan panas) mengandung uap air yang turun sebagai hujan yang kita kenal, sedangkan bagian atas awan (awan dingin) mengandung es. Bagian ini yang jatuh sebagai hail karena suhu udara di permukaan di Yogya dan Turi mendukung  kristal es tetap membeku walau ukuranya lebih kecil,” kata Emilya.

Di negara-negara 4 musim, kata Emilya, hail yang jatuh berukuran besar pada saat musim dingin karena suhu udara di permukaan juga dingin sehingga hail yang turun tidak mengalami pencairan. Penyebabnya kelembaban udara yang tinggi serta massa udara yg tidak stabil dan suhu permukaan bumi yang mendukung.

Namun, yang terjadi di negara tropis lebih kepada fenomena cuaca mempunyai dampak skala horizontal dan waktu yang berbeda-beda. Awan stratus yang tidak tebal dan mengandung air sehingga hujan yang turun durasi pendek, hujan ringan sampai sedang, wilayah yang terdampak sekitar ratusan meter hingga 2 km. Begitu juga dengan awan Cumulonimbus (Cb), tumbuh vertikal ke atas, tetapi tidak lebar sehingga wilayah terdampak juga tidak luas, tetapi hujannya cukup deras. “Kemungkinan awan Cb yang di Turi dan di Kota berbeda sehingga waktu kejadiannya juga berbeda,” paparnya.

Penyebab utama fenomena hujan es ini menurutnya lebih banyak disebabkan oleh kondisi alam yaitu kelembaban tinggi, massa udara yang tidak stabil serta suhu permukaan bumi yang mendukung. Namun, juga terjadi akibat perubahan suhu udara di troposfer bagian atas tempat terbentuknya awan-awan yang mengandung es. “Jika suhu di permukaan bumi cukup rendah maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail, tetapi kalau suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yg kita kenal,”katanya.

Durasi hujan es ini menurutnya tidaklah lama, tergantung volume awan Cb yang terbentuk karena ukuran hail yang terbentuk di daerah tropis umumnya kecil sehingga berlindung di  bawah bangunan atau di dalam kendaraan atau payung bisa menjadi pilihan.

Penulis : Gusti Grehenson  

Berita Terkait

  • Pakar UGM Bicara Fenomena Udara Dingin Memasuki Musim Kemarau

    Monday,30 May 2022 - 15:32
  • Banjir Bandang Garut Karena Faktor Alam dan non-Alam

    Tuesday,27 September 2016 - 16:02
  • Raih Doktor Usai Teliti Model Persebaran Hujan di Indonesia

    Monday,09 December 2019 - 16:07
  • Kota Semarang Waspadai Banjir Bandang DAS Garang

    Monday,02 January 2012 - 10:43
  • Pakar Iklim UGM Paparkan Upaya Antisipasi Bencana Saat Hujan Lebat

    Wednesday,15 September 2021 - 14:33

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual