Meningkatnya kebutuhan akan tenaga ahli di bidang sains Geoinformasi untuk penataan ruang yang berbasis pada Analisa Risiko Bencana di Indonesia menggugah Fakultas Geografi UGM menyediakan program studi yang setaraf internasional. Program yang bertaraf Internasional ini adalah Program Studi Geoinformasi yang merupakan salah satu program Double Degree yang dimiliki UGM.
“Kurikulumnya didesain selama 18 bulan dan merupakan kerjasama antara program Pasca sarjana Fakultas Geografi UGM dengan ITC (International Institute for Geoinformation Science and Earth Observation), Belanda. Mereka yang lulus dari program ini akan mendapatkan dua gelar akademik yaitu M.Sc dari UGM dan dari ITC,†jelas Dr. HA Sudibiyakto, MS selaku ketua Program..
Program Pasca sarjana ini, kata Sudibyakto telah memberangkatkan 14 orang mahasiswanya ke ITC Belanda selama 3 bulan. “Selama di Belanda mereka akan menempuh 4 modul yaitu Research Methodology, Field Data Acquisition, Multi Hazards Risk Assesment, dan Proposal Presentation yang setara dengan 20 ECTS/European Credit Transfer System,†ungkap Dr. HA Sudibiyakto, MS selaku ketua Program S2 ini, Senin (9/4) di ruang kerjanya, Fakultas Geografi UGM.
Selain itu, mahasiswa yang diberangkatkan akan mendapatkan bimbingan dari supervisor UGM dan ITC secara langsung maupun melalui e-learning (Black Board ITC version).
“Kerjasama dengan ITC ini telah mendapatkan dukungan dari Bappenas dan Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Perencana, dan Pemerintah Daerah yang wilayahnya rawan bencana alam,†paparnya.
Program “Double Degree†ini menurut Sudibyakto sangat diharapkan dapat memperkuat posisi UGM sebagai Universitas kelas Interbnasional. “Tahun ini program ini akan menerima sekitar 20 orang mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dan kawasan Asia tenggara,†jelasnya (Humas UGM)