• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting

Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting

  • 23 Maret 2021, 11:32 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8691
  • PDF Version
Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting
Psikolog UGM, Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., menjelaskan ghosting merupakan perilaku menghindar, biasanya terjadi dalam relasi romantis seperti pacaran atau gebetan. Perilaku ghosting banyak terjadi pada masa pendekatan, pacaran, hingga menjelang perkawinan. 
 
Idei mengatakan jarang dibahas mengenai ghosting dalam perkawinan. Sebab, komitmen perkawinan telah lebih mengikat secara hukum dan juga personal.
 
"Perilaku ghosting ini ditandai dengan sikap pelaku yang mulai menarik diri dari komunikasi," terangnya Selasa (23/3).
 
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mencontoh sulit ditemui menjadi salah satu tanda dari ghosting. Selain itu, tidak membalas pesan, chat, atau telepon. Lalu, memiliki banyak alasan untuk menghindar jika diajak membicarakan hal yang serius.
 
Lantas mengapa seseorang memilih menghilang begitu saja dari kehidupan orang lain, daripada merencanakan percakapan untuk mengakhiri suatu hubungan? Idei menyampaikan lebih banyak penelitian perlu dilakukan secara khusus pada fenomena ghosting. Dari penelitian sebelumnya telah melihat berbagai jenis kepribadian keterikatan dan pilihan strategi perpisahan.
 
"Bisa saja orang dengan tipe kepribadian yang menghindar (avoidant personality), yaitu mereka yang ragu untuk membentuk hubungan atau sepenuhnya menghindari keterikatan dengan orang lain," urainya.
 
Kondisi tersebut dikatakan Idei seringkali diawali karena pengalaman penolakan orang tua. Hal itu pada akhirnya membuat individu enggan untuk menjadi sangat dekat dengan orang lain karena masalah kepercayaan dan ketergantungan. Mereka kemudian sering menggunakan metode tidak langsung untuk mengakhiri hubungan, yaitu ghosting ini.
 
" Akan lebih mudah dengan cara “menghilang” daripada “menghadapi langsung” karena menghadapi secara langsung akan membutuhkan upaya ekstra dalam memberikan penjelasan, yang dapat juga memunculkan serangkaian konflik-konflik baru," jelas Koordinator Bidang Psikologi Klinis, Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi UGM ini.
 
Ghosting juga bisa terjadi karena pelaku tidak tahu bagaimana cara mengomunikasikan konflik dan mencari resolusi konflik. Kondisi ini biasanya diistilahkan dengan “malas membahas” atau “malas ribut”. Mereka beranggapan masalah akan terselesaikan sendiri seiring dengan berjalannya waktu. 
 
Kemungkinan lain, mereka juga merasa tidak nyaman menggantungkan permasalahan. Namun demikian,  menurut mereka akan lebih mudah bersikap seperti itu daripada harus menghadapinya saat ini.
 
"Pemicu ghosting adalah adanya perasaan tidak nyaman dalam relasi atau saat ada ketidakcocokan yang tidak bisa dikomunikasikan secara terbuka,"jelasnya.
 
Idei menyampaikan jika alasan seseorang melakukan ghosting tidak bisa digeneralisasikan. Oleh sebab itu, disaranakan untuk tidak memberi label pelaku ghosting karena tidak benar-benar mengetahui riwayat kehidupan dan dinamika psikologis pelaku sehingga ia sampai pada perilaku tersebut.
 
Lebih lanjut Idei menyampaikan bahwa ghosting pada dasarnya adalah penolakan, hanya tanpa finalitas. Jadi tidak benar-benar ada kata “selesai” atau “putus”. Itu terjadi ketika seseorang berhenti menjawab teks atau panggilan telepon tanpa penjelasan lebih lanjut. 
 
Perilaku tersebut menimbulkan berbagai dampak seperti membuat korban merasa bingung, sakit hati, dan paranoid dikhianati ataupun menyalahkan diri sendiri. Perasaan tidak nyaman yang berkelanjutan tersebut dapat mengganggu fungsi hidup keseharian, misalnya menjadi malas makan dan beraktivitas, tidak mampu berkonsentrasi, dan penurunan performa kerja.
 
Lalu, bagaimana jika menjadi korban ghosting? Idei menyarankan untuk jangan merendahkan diri.  Berhentilah untuk mengejar orang tersebut. 
 
"Stop chasing for people, you deserve the best. Orang yg tepat untuk Anda akan mencari Anda dan bertanggung jawab atas tindakannya," terangnya.
 
Penulis: Ika
Ilustrasi: Ilustrasi

Berita Terkait

  • Tangani Stres Dengan Terapi Seni

    Monday,26 March 2012 - 20:20
  • Perilaku Religius Berpengaruh Dalam Memilih Produk Bank Syariah

    Thursday,17 October 2019 - 13:57
  • Wamenkumham Dorong Keterlibatan Psikolog di Lapas

    Thursday,02 May 2013 - 10:06
  • PENGARUH KEPRIBADIAN PADA "STUDI KASUS PT JAMSOSTEK".

    Wednesday,30 November 2005 - 15:21
  • Informasi Disleksia Bagi Pendidik dan Psikolog Masih Minim

    Friday,16 April 2021 - 14:19

Rilis Berita

  • UGM Manfaatkan Lahan Tidur di Klaten Untuk Pengembangan Padi Unggul 18 May 2022
    Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klat
    Gusti
  • Tim Catur UGM Raih Prestasi di GACC ke-25 di University of Malaya 18 May 2022
    Tim Catur UGM berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan dalam kejuaraan 25th Grand Asian Che
    Agung
  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual