• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting

Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting

  • 23 Maret 2021, 11:32 WIB
  • Oleh: Ika
  • 10559
Psikolog UGM Paparkan Perilaku Ghosting
Psikolog UGM, Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., menjelaskan ghosting merupakan perilaku menghindar, biasanya terjadi dalam relasi romantis seperti pacaran atau gebetan. Perilaku ghosting banyak terjadi pada masa pendekatan, pacaran, hingga menjelang perkawinan. 
 
Idei mengatakan jarang dibahas mengenai ghosting dalam perkawinan. Sebab, komitmen perkawinan telah lebih mengikat secara hukum dan juga personal.
 
"Perilaku ghosting ini ditandai dengan sikap pelaku yang mulai menarik diri dari komunikasi," terangnya Selasa (23/3).
 
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mencontoh sulit ditemui menjadi salah satu tanda dari ghosting. Selain itu, tidak membalas pesan, chat, atau telepon. Lalu, memiliki banyak alasan untuk menghindar jika diajak membicarakan hal yang serius.
 
Lantas mengapa seseorang memilih menghilang begitu saja dari kehidupan orang lain, daripada merencanakan percakapan untuk mengakhiri suatu hubungan? Idei menyampaikan lebih banyak penelitian perlu dilakukan secara khusus pada fenomena ghosting. Dari penelitian sebelumnya telah melihat berbagai jenis kepribadian keterikatan dan pilihan strategi perpisahan.
 
"Bisa saja orang dengan tipe kepribadian yang menghindar (avoidant personality), yaitu mereka yang ragu untuk membentuk hubungan atau sepenuhnya menghindari keterikatan dengan orang lain," urainya.
 
Kondisi tersebut dikatakan Idei seringkali diawali karena pengalaman penolakan orang tua. Hal itu pada akhirnya membuat individu enggan untuk menjadi sangat dekat dengan orang lain karena masalah kepercayaan dan ketergantungan. Mereka kemudian sering menggunakan metode tidak langsung untuk mengakhiri hubungan, yaitu ghosting ini.
 
" Akan lebih mudah dengan cara “menghilang” daripada “menghadapi langsung” karena menghadapi secara langsung akan membutuhkan upaya ekstra dalam memberikan penjelasan, yang dapat juga memunculkan serangkaian konflik-konflik baru," jelas Koordinator Bidang Psikologi Klinis, Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi UGM ini.
 
Ghosting juga bisa terjadi karena pelaku tidak tahu bagaimana cara mengomunikasikan konflik dan mencari resolusi konflik. Kondisi ini biasanya diistilahkan dengan “malas membahas” atau “malas ribut”. Mereka beranggapan masalah akan terselesaikan sendiri seiring dengan berjalannya waktu. 
 
Kemungkinan lain, mereka juga merasa tidak nyaman menggantungkan permasalahan. Namun demikian,  menurut mereka akan lebih mudah bersikap seperti itu daripada harus menghadapinya saat ini.
 
"Pemicu ghosting adalah adanya perasaan tidak nyaman dalam relasi atau saat ada ketidakcocokan yang tidak bisa dikomunikasikan secara terbuka,"jelasnya.
 
Idei menyampaikan jika alasan seseorang melakukan ghosting tidak bisa digeneralisasikan. Oleh sebab itu, disaranakan untuk tidak memberi label pelaku ghosting karena tidak benar-benar mengetahui riwayat kehidupan dan dinamika psikologis pelaku sehingga ia sampai pada perilaku tersebut.
 
Lebih lanjut Idei menyampaikan bahwa ghosting pada dasarnya adalah penolakan, hanya tanpa finalitas. Jadi tidak benar-benar ada kata “selesai” atau “putus”. Itu terjadi ketika seseorang berhenti menjawab teks atau panggilan telepon tanpa penjelasan lebih lanjut. 
 
Perilaku tersebut menimbulkan berbagai dampak seperti membuat korban merasa bingung, sakit hati, dan paranoid dikhianati ataupun menyalahkan diri sendiri. Perasaan tidak nyaman yang berkelanjutan tersebut dapat mengganggu fungsi hidup keseharian, misalnya menjadi malas makan dan beraktivitas, tidak mampu berkonsentrasi, dan penurunan performa kerja.
 
Lalu, bagaimana jika menjadi korban ghosting? Idei menyarankan untuk jangan merendahkan diri.  Berhentilah untuk mengejar orang tersebut. 
 
"Stop chasing for people, you deserve the best. Orang yg tepat untuk Anda akan mencari Anda dan bertanggung jawab atas tindakannya," terangnya.
 
Penulis: Ika
Ilustrasi: Ilustrasi

Berita Terkait

  • Perilaku Religius Berpengaruh Dalam Memilih Produk Bank Syariah

    Thursday,17 October 2019 - 13:57
  • Tangani Stres Dengan Terapi Seni

    Monday,26 March 2012 - 20:20
  • Wamenkumham Dorong Keterlibatan Psikolog di Lapas

    Thursday,02 May 2013 - 10:06
  • PENGARUH KEPRIBADIAN PADA "STUDI KASUS PT JAMSOSTEK".

    Wednesday,30 November 2005 - 15:21
  • Psikolog UGM Jelaskan Penyebab Anarkisme Suporter Bola

    Tuesday,26 July 2022 - 13:44

Rilis Berita

  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung
  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria
  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual