Sebanyak empat bandara di Indonesia akan melakukan uji coba layanan GeNose C19 untuk Covid-19 bagi penumpang yang akan ikut penerbangan. Empat bandara tersebut adalah Bandara Yogyakarta International Airport, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Mahmud Badarudin Palembang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Layanan GeNose C19 ini resmi akan diberlakukan per 1 April mendatang.
Ketua tim pengembang Genose C19, Prof. Kuwat Triyana, mengatakan pihaknya sudah siap dalam melakukan uji coba layanan pemeriksnaan Covid-19 lewat GeNose. “Kita sudah siap dan memang harus siap,” kata Kuwat, Selasa (30/3).
Uji coba layanan pemeriksaan GeNose C19 di bandara ini, kata Kuwat, tidak berbeda halnya dengan layanan pemeriksaan GeNose yang ada di stasiun kereta api sebelumnya. Terkait aturan dan prosedur alur pemeriksnaan GeNose bagi penumpang di bandara pihaknya menunggu aturan resmi dari Kementerian Perhubungan dan Satgas Covid-19. “Mudah-mudahan dalam dua hari ini sudah keluar,” paparnya.
Soal jumlah alat GeNose yang digunakan di masing-masing bandara, Kuwat mengatakan jumlah tersebut menyesuaikan jumlah pengunjung di setiap bandara. Dalam hitungannya, setiap bandara minimal bisa menggunakan sekitar 8-10 unit GeNose. Sebab, dalam satu hari, satu alat GeNose bisa memeriksa sekitar 250 orang sekaligus. “Jika ada 10 unit maka memeriksa sekitar 2.500 orang dalam sehari,”ujarnya.
Meski GeNose bisa memeriksa tes Covid-19 dengan jumlah lebih banyak calon penumpang, namun untuk antisipasi agar tidak terjadi antrian dan penumpukan penumpang saat pemeriksaan, ia menyarankan agar penumpang datang ke bandara lebih awal. “Sebaiknya datang lebih awal, jangan mendadak,” katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan soal jumlah alat GeNose yang sudah diproduksi saat ini menurut Kuwat jumlahnya mencapai 3.000-an unit. Belakang ini permintaan dari lembaga pendidikan, sekolah, kantor hingga perhotelan, permintaan akan GeNose hingga bulan Agustus mendatang mencapai 50 ribu unit. Namun begitu, kapasitas produksi GeNose saat ini di UGM mampu memproduksi hingga 15 ribu unit per bulan. “Itu belum permintaan dari luar negeri,” katanya.
Meski permintaan pengadaan GeNose semakin bertambah, Kuwat menuturkan GeNose sebagai alat yang lahir di saat masa pandemi akan terus dikembangkan apalagi alat tersebut mengandalkan kecerdasan buatan (AI). Ia pun terus melakukan inovasi kemampuan alat tersebut agar juga bisa mendeteksi virus yang mengalami mutasi. “Kita akan terus kembangkan kemampuannya,”pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson